Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Tabung saraf tumbuh dan berdiferensiasi sepanjang trimester pertama. Baru pada trimester kedua glia dan neuron mulai terbentuk. Pada 24 minggu, pencitraan resonansi magnetik menunjukkan hanya beberapa alur yang baru lahir di permukaan halus otak janin.

Saat trimester ketiga dimulai pada minggu ke 26, alurnya semakin dalam dan otak mulai terlihat.

Otak remaja belum sepenuhnya terbentuk

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development menemukan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab untuk multitasking belum sepenuhnya matang hingga seseorang berusia 16 atau 17 tahun.

Perkembangan otak ini bisa jadi alasan sikap remaja yang sering dianggap aneh atau memberontak. Penelitian yang dipresentasikan di BA Festival of Science, mengungkapkan lagi bahwa remaja alasan mementingkan diri sendiri.

Saat mempertimbangkan tindakan yang akan memengaruhi orang lain, remaja lebih kecil kemungkinannya dibandingkan orang dewasa untuk menggunakan korteks prefrontal medial. Itu adalah area yang terkait dengan empati dan rasa bersalah.

Otak tidak pernah berhenti berubah

Ada anggapan otak akan kehilangan semua kemampuan untuk membentuk koneksi saraf baru ketika menginjak usia dewasa. Kemampuan yang disebut plastisitas, dianggap hanya terbatas pada masa bayi dan kanak-kanak.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Nefertiti Ratu Mesir Kuno yang Kharismatik

Namun sebuah studi tahun 2007 mematahkan anggapan itu. Otak seorang pasien stroke diketahui telah beradaptasi dengan kerusakan saraf yang membawa informasi visual dengan menarik informasi serupa dari saraf lain.

Studi selanjutnya juga menemukan lebih banyak bukti tentang neuron manusia yang membuat koneksi baru hingga dewasa. Sementara itu penelitian tentang meditasi menunjukkan bahwa latian mental yang intens dapat mengubah baik struktur maupun fungsi otak.

Makin berkerut otak tanda makin pintar

Rahasia kecerdasan spesies manusia mungkin adalah kerutan pada otak. Jika diperhatikan terdapat kerutan pada permukaan otak, alut yang lebih kecil disebut sulci dan tonjolan disebut gyri.

Permukaan otak ini disebut korteks serebral dan merupakan rumah bagi sekitar 100 miliat neuron atau sel saraf.

Permukaan yang terlipat dan berkelok-kelok itu memungkinkan otak untuk memuat lebih banyak area permukaan dan dengan demikian lebih banyak kekuatan pemrosesan. Kerabat primata selain manusia menunjukkan berbagai tingkat kerutan di otak mereka.

Namun faktanya pula, penelitian yang dilakukan oleh ahli saraf Universitas Emory Lori Marino telah menemukan bahwa lumba-lumba memiliki kerutan otak yang lebih jelas daripada manusia.

Baca juga: Fakta-fakta Mengejutkan tentang Bangsa Romawi Kuno

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com