Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Astronot di ISS Mengalami Siang dan Malam Seperti di Bumi?

Kompas.com - 13/02/2023, 09:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat berada di Bumi, kita dengan mudahnya bisa mengetahui pergantian waktu siang dan malam hari.

Akan tetapi, apakah para astronot yang sedang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) juga mengalami siklus siang dan malam seperti di Bumi?

Dikutip dari Science ABC, Minggu (12/2/2023) manusia merasakan siang dan malam sebagai konsekuensi dari rotasi Bumi.

Seiring Bumi berputar mengelilingi Matahari dalam orbit elips, planet ini juga berputar pada porosnya yang disebut dengan rotasi Bumi.

Saat berputar, bagian bumi yang menghadap matahari mengalami 'siang hari', sedangkan bagian yang tersembunyi dari sinar matahari mengalami 'malam'.

Baca juga: Bagaimana Cara Astronot Bisa Tidur di Luar Angkasa?

Astronot di ISS juga mengalami siang dan malam, hanya dalam durasi waktu yang berbeda saat mereka berada di Bumi.

Bumi berputar sangat cepat, dengan kecepatan sekitar 1.670 km/jam. Bahkan pada tingkat ini, bagaimana pun, planet Bumi membutuhkan waktu hampir 24 jam untuk menyelesaikan satu putaran.

Jadi, kita memiliki 24 jam dalam sehari dengan kira-kira 12 jam sinar matahari dan 12 jam kegelapan. Sementara itu, ISS merupakan fasilitas penelitian besar yang digunakan untuk melakukan eksperimen gayaberat mikro di luar angkasa.

Siang dan malam astronot di stasiun luar angkasa

ISS adalah laboratorium luar angkasa bagi para astronot dan ilmuwan dunia, yang diluncurkan atas kerja sama berbagai badan antariksa internasional, yakni NASA (Amerika Serikat), Roscosmos (Rusia), ESA (Eropa), JAXA (Jepang), dan CSA (Kanada).

Baca juga: Seperti Apa Rasanya Jadi Astronot NASA? Ini Beberapa Faktanya

Ilustrasi astronot saat berada di luar angkasa. Saat berada di ruang hampa seperti luar angkasa, para astronot harus mengenakan pakaian pelindung dan helmnya. Jika tidak, mereka bisa meninggal dalam hitungan menit. Ilustrasi astronot saat berada di luar angkasa. Saat berada di ruang hampa seperti luar angkasa, para astronot harus mengenakan pakaian pelindung dan helmnya. Jika tidak, mereka bisa meninggal dalam hitungan menit.

Stasiun luar angkasa ini mengorbit bumi dengan kecepatan luar biasa 27.600 km/jam dan menyelesaikan satu revolusi dalam waktu sekitar 90 menit.

Selama orbitnya, ISS menghabiskan kira-kira separuh waktunya di bawah sinar matahari dan sisanya di belakang bayangan Bumi.

Dengan demikian, stasiun luar angkasa tersebut mengalami siang hari sekitar 45 menit dan kegelapan 45 menit dalam setiap revolusi.

Dalam 24 jam ISS mengorbit Bumi sebanyak 16 kali. Jadi dalam rentang waktu satu hari Bumi, para astronot di stasiun luar angkasa ini menyaksikan 16 matahari terbit dan 16 matahari terbenam.

Baca juga: Astronot China Menanam Padi di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?

Namun, pergantian siang dan malam yang terlalu sering itu rupanya menjadi masalah serius dalam jangka panjang, terutama bagi para astronot.

Tubuh manusia dirancang dalam siklus 24 jam dan cahaya memainkan peran utama dalam mengatur siklus tersebut.

Ritme Sirkadian kita terbiasa dengan pola cahaya di Bumi. Sinar matahari memicu kita untuk bangun, sedangkan kegelapan mendorong tidur dan tidak aktif.

Oleh karena itu, peralihan waktu yang cepat antara sinar matahari dan kegelapan, dalam hal ini pergantian siang dan malam di luar angkasa, dapat merusak jam biologis para astronot.

Baca juga: Misi Astronot Swasta Pertama Segera Meluncur ke ISS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com