Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perjalanan Kartu Pos dan Prangko Pertama di Yogyakarta

Kompas.com - 30/12/2022, 19:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Kassian Cephas mendokumentasikan sudut-sudut Keraton Yogyakarta, dari suasana di dalam benteng keraton serta berbagai aktivitas budaya di dalamnya.

Foto-foto bangunan, suasana kota, kegiatan budaya di dalam keraton hingga potret keluarga Raja Yogyakarta, menjadi dokumen berharga yang terekam dalam setiap lembar kartu pos yang beredar kala itu di kota ini.

Sejarah perjalanan prangko di Yogyakarta

Tak hanya membingkai kehidupan dan budaya Yogyakarta, sejarah hubungan Indonesia pun terekam dari prangko pertama yang dikeluarkan pemerintah Hindia-Belanda.

Perangko Hindia Belanda Willem III yang dibubuhkan cap pos Djokjokarto, menjadi prangko pertama yang beredar di Yogyakarta.

Selain prangko berusia lebih dari 100 tahun itu, deretan perangko-perangko yang beredar di Yogyakarta juga memvisualkan sejarah Indonesia dan Yogyakarta.

Seri prangko yang diterbitkan sebagai bentuk penghormatan putri mahkota kerajaan Belanda, Putri Wilhelmina yang beredar dalam masa 1892-1897.

Baca juga: Sejarah Resolusi Tahun Baru, dari Mana Asalnya?

Tak hanya itu, prangko-prangko di masa pemerintahan Hindia Belanda juga merekam beberapa sejarah Indonesia. Seperti prangko edisi Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) yakni Maskapai Penerbangan Hindia-Belanda Kerajaan yang menjadi cikal bakal maskapai nasional, Garuda Indonesia.

Sejarah pergerakan organisasi di Indonesia juga terekam dalam bingkai kertas prangko, yakni pada 22 April 1941, pemerintah Hindia Belanda menerbitkan prangko seri Muhammadiyah.

Jejak budaya dan protret-potret Yogyakarta turut ditampilkan dalam prangko, di antaranya prangko edisi peringatan HUT ke-200 tahun Kota Yogyakarta yang diterbitkan pada 7 Oktober 1956.

Beberapa ikon Yogyakarta juga ditampilkan dalam berbagai seri prangko, seperti Monumen Yogya Kembali, Keraton Yogyakarta dalam seri penghargaan Aga Khan di Bidang Arsitektur Indonesia, serta prangko yang menampilkan lukisan dari pelukis kenamaan Yogyakarya, Affandi.

"Koleksi yang ditampilkan diperoleh dari para pengumpul Kartu Pos dari Komunitas Jejak Kartu Pos, sekaligus mengajak para kolektor ikut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana media kartu pos juga ikut andil dalam menelusuri jejak sejarah dari visual yang ditampilkan,” ujar Uul Jihadan Ketua Panitia Cerita Kartu Pos 2022.

Baca juga: Sejarah Penemuan Sandi Morse, Siapa Penemunya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com