Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

- Tulang belakang melengkung (skoliosis).

- Nyeri sendi, otot dan tulang.

4. Satu Anak Terinfeksi Polio, Satu Negara Berisiko Terinfeksi

Ketika satu anak ditetapkan terinfeksi Polio, maka semua anak, bahkan masyarakat di Negara terkait berisiko tertular Polio.

Kegagalan memberantas Polio dari benteng terakhir, dapat mengakibatkan bangkitnya penyakit Polio di dunia global.

Seperti yang telah diberitakan Kompas.com, Senin (21/11/2022), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, meskipun hanya satu kasus Polio yang ditemukan, penetapan KLB (Kejadian Luar Biasa) harus dilakukan.

Hal ini karena, Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio atau Sertifikat Indonesia bebas Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2014.

"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi, tapi ternyata ada (muncul) virus Polio liar, apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Maxi.

Baca juga: WHO Izinkan Vaksin Bio Farma Indonesia untuk Penggunaan Darurat Polio

5. Polio Tidak Ada Obatnya

Hingga saat ini tidak ada obat untuk penyakit Polio. Perawatan untuk penyakit Polio sejauh ini hanya dengan pemberian obat untuk meringankan gejala atau dengan terapi fisik.

Cara terbaik adalah mencegah Polio dengan mendapatkan vaksinasi Polio lengkap. Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup.

Virus Polio tidak akan rentan menginfeksi dan mati, bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap polio.

Sementara pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dapat dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat.

Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

Baca juga: WHO Wajibkan 1 Dosis Vaksin Suntik Polio, Ahli Minta Tambah 1 Dosis Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com