Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Poliomyelitis atau Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit Polio kebanyakan menyerang anak usia di bawah 5 tahun, meski demikian sebenarnya usia berapa pun bisa terinfeksi polio.

Melansir laman infeksiemerging.kemkes.go.id, virus Polio merupakan virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.

Virus Polio terdiri dari 3 strain, yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.

Baca juga: Gejala Polio Apa Saja dan Bagaimana Cara Penularannya?

Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin, virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus). VDVP merupakan virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Lantas, apa yang menyebabkan penyakit polio berbahaya?

5 Alasan Polio Berbahaya

1. Polio Sangat Menular

Virus Polio penyebab penyakit Polio sangat menular. Virus Polio liar masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus, yang kemudian juga akan terkandung di dalam feses.

Penularan Polio ditularkan dari orang ke orang, bisa melalui droplet saat batuk dan bersin atau dari kontak dengan feses orang yang terinfeksi (rute fecal-oral).

Melansir Cleveland Clinic, penularan virus polio dapat terjadi ketika:

- Tidak mencuci tangan setelah ke kamar mandi atau menyentuh kotoran (seperti mengganti popok).

- Minum air yang terkontaminasi virus Polio.

- Makan makanan yang dimasak dengan air yang terkontaminasi.

- Berenang di air yang terkontaminasi virus Polio. Sebagai catatan, air dapat terkontaminasi ketika seseorang yang terinfeksi berenang di dalamnya.

- Terkena droplet saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

- Berada dalam kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi polio.

- Menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus Polio.

Orang yang terinfeksi Polio dapat menyebarkan virus ke orang lain segera sebelum gejala muncul hingga 2 minggu setelah gejala muncul.

Perlu diwaspadai, pada banyak orang, gejala Polio yang muncul mirip seperti flu, seperti demam, kelelahan, sakit kepala, dan kaku leher, sehingga seringkali tak disadari.

Selain itu, orang yang terinfeksi Polio dan tidak menunjukkan gejala, dapat diam-diam menularkan virus Polio ke orang lain dan menyebabkan sakit.

Baca juga: Apakah Polio Hanya Menyerang Anak-anak?

Virus polio penyebab penyakit polio pada anak. Virus polio terdeteksi di limbah kotoran manusia di Inggris.via WIKIMEDIA COMMONS Virus polio penyebab penyakit polio pada anak. Virus polio terdeteksi di limbah kotoran manusia di Inggris.

2. Polio Bisa Menyebabkan Kelumpuhan dan Kematian

Virus Polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut atau hidung, kemudian bereproduksi di tenggorokan dan usus.

Dalam beberapa kasus, virus Polio masuk ke otak dan sumsum tulang belakang, sehingga menyebabkan kelumpuhan. Kondisi kelumpuhan ini akan berdampak pada lengan, kaki, atau bahkan otot yang mengontrol pernapasan.

Masa inkubasi virus Polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.

Mengutip laman WHO, satu dari 200 infeksi Polio menyebabkan kelumpuhan permanen. Di antara mereka yang lumpuh, 5–10% meninggal akibat otot pernapasan mereka tidak bisa berfungsi.

Jika infeksi Polio terjadi pada anak-anak, itu berarti mereka berisiko mengalami kelumpuhan seumur hidup, bahkan berisiko meninggal dunia.

Baca juga: Apakah Penyakit Polio Bisa Sembuh?

3. Post-polio Syndrome

Post-polio syndrome atau Sindrom pasca-polio adalah ketika gejala polio muncul kembali bertahun-tahun setelah seseoarang sembuh dari polio.

Kondisi ini bisa terjadi 15 hingga 40 tahun setelah seeorang pertama kali sakit polio.

Sindrom pasca-polio cenderung menimbulkan gejala pada otot yang awalnya terkena polio. Gejala sindrom pasca-polio dapat dimulai secara perlahan dan kemudian menjadi lebih buruk, seperti:

- Kelelahan.

- Kelemahan otot.

- Atrofi otot (otot menyusut dalam ukuran).

- Kesulitan bernapas atau menelan.

- Tulang belakang melengkung (skoliosis).

- Nyeri sendi, otot dan tulang.

4. Satu Anak Terinfeksi Polio, Satu Negara Berisiko Terinfeksi

Ketika satu anak ditetapkan terinfeksi Polio, maka semua anak, bahkan masyarakat di Negara terkait berisiko tertular Polio.

Kegagalan memberantas Polio dari benteng terakhir, dapat mengakibatkan bangkitnya penyakit Polio di dunia global.

Seperti yang telah diberitakan Kompas.com, Senin (21/11/2022), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, meskipun hanya satu kasus Polio yang ditemukan, penetapan KLB (Kejadian Luar Biasa) harus dilakukan.

Hal ini karena, Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio atau Sertifikat Indonesia bebas Polio dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2014.

"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi, tapi ternyata ada (muncul) virus Polio liar, apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Maxi.

Baca juga: WHO Izinkan Vaksin Bio Farma Indonesia untuk Penggunaan Darurat Polio

Ilustrasi penderita penyakit polio. Shutterstock/Dan76 Ilustrasi penderita penyakit polio.

5. Polio Tidak Ada Obatnya

Hingga saat ini tidak ada obat untuk penyakit Polio. Perawatan untuk penyakit Polio sejauh ini hanya dengan pemberian obat untuk meringankan gejala atau dengan terapi fisik.

Cara terbaik adalah mencegah Polio dengan mendapatkan vaksinasi Polio lengkap. Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup.

Virus Polio tidak akan rentan menginfeksi dan mati, bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap polio.

Sementara pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dapat dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat.

Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

Baca juga: WHO Wajibkan 1 Dosis Vaksin Suntik Polio, Ahli Minta Tambah 1 Dosis Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com