Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Etilen Glikol Bisa Ada dalam Kandungan Obat Sirup Anak?

Kompas.com - 19/10/2022, 18:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sejak Januari hingga 18 Oktober 2022, sebanyak 206 anak mengalami gangguan ginjal akut misterius, yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia.

Tingkat kematian akibat gangguan ginjal akut misterius ini mencapai 99 kasus atau 45 persen.

Adanya kandungan etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) dalam obat sirup anak dicurigai menjadi pemicunya.

Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak, Kemenkes Imbau Obat Sirup Tidak Diresepkan

Sebenarnya, apa itu etilen glikol (EG)?

Etilen glikol, juga disebut etana-1,2-diol merupakan anggota paling sederhana dari keluarga glikol senyawa organik.

Glikol adalah alkohol dengan dua gugus hidroksil pada atom karbon yang berdekatan (1,2-diol). Nama umum etilen glikol secara harfiah berarti "glikol yang berasal dari etilen."

Etilen glikol berupa cairan bening, manis, sedikit kental yang mendidih pada 198 °C. Etilen glikol biasa digunakan dalam banyak aplikasi komersial dan industri termasuk antibeku dan pendingin.

Dalam kadar tertentu etilen glikol sangat beracun; hewan atau manusia yang meminum larutan tersebut bisa menjadi sangat sakit hingga menyebabkan kematian.

Lantas, bagaimana etilen glikol bisa ada dalam obat sirup anak?

Guru Besar Farmasi UGM, Prof. Zullies Ikawati menjelaskan, bahwa pada dasarnya yang digunakan sebagai zat pelarut dalam obat sirup anak adalah propilen glikol atau gliserin.

Propilen glikol atau disebut juga 1,2-propanediol, menyerupai etilen glikol dalam sifat fisiknya, tetapi tidak beracun dan digunakan secara luas dalam makanan, kosmetik, produk kebersihan mulut, sebagai pelarut obat, pengawet, hingga zat penahan kelembaban.

Namun dikatakan Prof Zullies, senyawa kimia Etilen glikol dan Dietilen glikol dapat ditemukan sebagai cemaran pada Propilen glikon atau Gliserin, sampai batas tertentu yang dibolehkan.

“Industri farmasi yang harus memastikan bahwa bahan bakunya minim atau bebas cemaran senyawa kimia EG dan DEG, sebelum diformulasi,” kata Prof Zullies.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk memastikan apakah benar senyawa etilen glikol yang ada dalam obat sirup anak berada dalam kadar yang menyebabkan efek toksis terhadap ginjal, dibutuhkan pemeriksaan dengan metode analisis yang akurat dan sensitif.

Baca juga: Es Krim Haagen Dazs Ditarik karena Kandungan Etilen Oksida, Ini Bahayanya bagi Tubuh

Apalagi, pengukuran kadar etilen glikol dan dietilen glikol dalam produk akhir terbilang tidak mudah, karena obat tersebut sudah mengandung berbagai bahan lain.

“Hubungan langsung antara kejadian gagal ginjal akut dengan konsumsi obat sirup anak sebenarnya masih misteri, karena misalnya saja obat sirup parasetamol yang sudah ada bertahun-tahun tanpa perubahan formula, harusnya aman saja digunakan,” ujarnya.

Untuk mencegah efek negatif etilen glikol, Prof Zullies mengatakan, bahwa alkohol bisa menjadi alternatif pelarut obat. Sayangnya, ini tak selalu bisa dilakukan, karena akan memengaruhi aspek halal tidaknya obat.

Prof Zullies mengingatkan, selain mewaspadai efek obat sirup anak, penting juga mewaspadai kemungkinan lain penyebab gagal ginjal akut, misalnya saja adanya infeksi tertentu seperti leptospirosis yang banyak muncul di musim hujan.

Selain itu juga dari asupan makanan. Pasalnya, jika pada pasien gagal ginjal akut terdeteksi adanya asam oksalat di ginjal -- yang merupakan metabolit dari etilen glikol, hal tersebut juga bisa berasal dari makanan.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut Misterius Banyak Dialami Anak Balita, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com