Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potongan Kerak Bumi Berusia 4 Miliar Tahun Ditemukan di Australia

Kompas.com - 24/08/2022, 20:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Untuk detailnya, para peneliti memutuskan menguji zirkon dalam sedimen dari Dataran Pesisir Scott, selatan Perth. Sedimen di dataran ini mengikis batuan yang lebih dalam di benua Australia.

Dalam penelitian tersebut, dilakukan penguapan zirkon dengan laser yang kuat, kemudian menganalisis komposisi dua pasang elemen radioaktif yang telah dibebaskan oleh laser, uranium, timbal, lutetium dan hafnium.

Versi elemen-elemen yang terperangkap dalam zirkon ini membusuk selama miliaran tahun. Jumlah relatif dari setiap versi atau isotop, menginformasikan lamanya unsur-unsur telah membusuk, untuk mengetahui usia zirkon.

Penanggalan tersebut mengungkapkan, bahwa batuan yang menyimpan mineral ini terbentuk selama 3,8 miliar hingga 4 miliar tahun yang lalu.

Baca juga: 5 Ciri-ciri Kerak Bumi

Data satelit

Untuk mempelajari asal mineral tersebut, para peneliti beralih ke data yang dikumpulkan oleh satelit yang mengorbit bumi.

Dikarenakan ketebalan kerak bumi bervariasi, gravitasi sedikit bervariasi di seluruh permukaan planet. Dengan mengukur variasi gravitasi ini, para ilmuwan dapat mengetahui seberapa tebal kerak di lokasi yang berbeda.

Data gravitasi mengungkapkan, segmen tebal kerak di bagian barat daya Australia Barat, kemungkinan menjadi lokasi kerak purba yang terkubur.

Dikarenakan kerak bumi terus-menerus bergejolak dan didorong kembali ke mantel oleh lempeng tektonik, sebagian besar permukaan berbatu planet bumi terbentuk dalam beberapa miliar tahun terakhir.

Baca juga: Perbedaan Kerak Benua dan Kerak Samudra

Memahami pembentukan kerak 4 miliar tahun yang lalu, dapat membantu para peneliti memahami bagaimana benua pertama kali terbentuk.

Selama periode tersebut, beberapa petunjuk tentang bumi paling awal telah selamat dari pergolakan konstan permukaan planet.

"Potongan kerak ini telah bertahan dari beberapa peristiwa pembangunan gunung antara Australia, India, dan Antartika," pungkas Droellner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com