Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendalikan Hama, Semut Bisa Dipakai untuk Pestisida Alami

Kompas.com - 23/08/2022, 09:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Tim gabungan dari Brasil, Spanyol, dan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa semut bisa dipakai sebagai pestisida alami di berbagai macam tanaman.

Dalam makalah yang dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, tim tersebut menjelaskan bagaimana mereka mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinan penggunaan opsi hama alami, serta bagaimana pengaplikasiannya.

Dikutip dari Phys, Senin (22/8/2022) selama beberapa dekade terakhir, petani di seluruh dunia telah beralih ke pestisida komersial untuk meningkatkan hasil panen.

Pestidida-pestisida tersebut digunakan untuk mengurangi jumlah serangga yang memakan tanaman sehingga mampu menghasilkan lebih banyak lagi panen.

Baca juga: Semut Ternyata Mampu Endus Kanker Seakurat Anjing, Kok Bisa?

Sayangnya, penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa pestisida semacam itu dapat memiliki beberapa efek samping yang dramatis, seperti mengurangi penyerbuk, polusi, serta kekhawatiran mengenai bahan kimia di tanaman yang kemudian ikut termakan oleh orang-orang.

Karena itu, para peneliti di seluruh dunia mulai mencari kemungkinan penggunaan pestisida alami. Dan salah satu pendekatan alami seperti itu dengan cara memanfaatkan semut.

Hewan ini, diketahui meninggalkan tanaman dan malah memakan serangga yang merusak tanaman.

Penggunaan semut untuk mengendalikan hama sendiri memiliki sejarah panjang. Petani jeruk di China misalnya, telah menggunakan semut untuk mengendalikan hama pada buah-buahan selama berabad-abad.

Dalam studi terbaru ini, peneliti mencari makalah penelitian yang berkaitan dengan topik penggunaan semut sebagai pestisida alami.

Mereka menemukan 52 makalah di antaranya melibatkan penggunaan semut sebagai cara untuk mengendalikan hama dari 17 jenis tanaman yang berbeda.

Dari situ peneliti menyebut, bahwa sebagian besar penelitian telah mengarah pada penemuan semut merupakan pengendali hama tinggi. Dan dalam beberapa kasus, semut bahkan lebih baik daripada pestisida komersial.

Peneliti juga menemukan, bahwa semut melakukan terbaiknya sebagai pembasmi hama saat digunakan pada tanaman yang ditanam di tempat setengah teduh dan paling tidak efektif pada tanaman seperti melon.

Para peneliti pun menyimpulkan dan menyarankan, bahwa penggunaan semut untuk mengendalikan hama bisa menjadi cara berkelanjutan dan murah untuk mengendalikan hama di pertanian besar dan kecil.

Baca juga: Cara Unik Semut Bagikan Informasi pada Kawanannya, Muntahkan Cairan ke Mulut Satu Sama Lain

 

Dampak pestisida modern

Pemanfaatan kembali pestisida alami perlu menjadi perhatian masyarakat dunia, mengingat pestisida modern lebih banyak membawa dampak negatif, terutama bagi hewan penyerbuk yang sangat penting bagi tanaman.

Studi terbaru yang dipublikasikan di Frontiers in Insect Science mengungkapkan pula, bahwa pestisida modern rupanya merusak sistem saraf lebah madu.

Hal tersebut membuat mereka menjadi sulit untuk bisa bergerak lurus. Imbasnya, kemampuan lebah untuk mencari makan, bernavigasi, dan menyerbuki tanaman akan berkurang.

Baca juga: 7 Jenis Semut Paling Mematikan di Dunia

"Kami menunjukkan bahwa insektisida yang umum digunakan seperti sulfoxaflor dapat merusak perilaku lebah madu yang menggunakan informasi visual saat menavigasi dan terbang. Kelangsungan hidup mereka pun terganggu," ungkap Dr. Rachel H Parkinson, penulis utama studi.

Temuan ini pun memperkuat hasil Organisasi Pangan Dunia yang menyebut, bukti tingkat pencemaran lingkungan dari pestisida modern menyebabkan skala besar efek buruk pada lebah dan serangga bermanfaat lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com