Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbentuk seperti Tanaman, Bagaimana Karang Kawin?

Kompas.com - 21/08/2022, 20:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Koral atau karang adalah salah satu organisme yang menyerupai pohon berbunga kecil, dan menempel pada bebatuan di dasar laut. Karang merupakan invertebrata laut, yang disebut polip.

Di lautan, kumpulan polip membentuk kerangka yang bagi beberapa spesies menjadi fondasi terumbu karang.

Setiap polip adalah hewan seperti kantung yang biasanya hanya berdiameter, dan memiliki panjang beberapa sentimeter saja.

Baca juga: Fungsi Terumbu Karang bagi Lingkungan

Seperti hewan pada umumnya, karang bereproduksi secara seksual. Tak hanya itu, ternyata hewan ini juga bisa menghasilkan keturunan secara aseksual.

Maka, untuk mengetahuinya lebih dalam kamasutra satwa membahas mengenai perkawinan karang yang unik ini.

Melansir laman Oceanographic Institute, Kamis (18/8/2022), polip jantan menghasilkan gamet jantan (sperma) dan polip betina menghasilkan gamet betina (telur).

Karang yang hidup dalam satu koloni dapat memiliki jantan dan betina, sehingga disebut sebagai hermafrodit. Secara biologis, hermafrodit adalah organisme yang memiliki dua alat kelamin yaitu jantan dan betina yang berfungsi penuh.

Pembuahan yang terjadi selama pertemuan antara sel reproduksi jantan dan betina bisa melalui dua mekanisme.

Pertama, adalah pembuahan eksternal yang mana spermatozoid atau sperma menuju ovula setelah dikeluarkan oleh polip.

Kedua, pembuahan bersifat internal yakni polip jantan mengeluarkan spermatozoa yang diterima dalam inkubator polip betina.

Selama pembuahan, terbentuk sel telur disebut larva planula, yang mengikuti arus selama beberapa waktu sebelum jatuh ke dasar lautan. Larva kemudian berubah menjadi polip yang menempel pada batu, dan membentuk koloni baru.

Reproduksi aseksual karang

Keunikan karang tak berhenti sampai di situ saja. Sebab, hewan ini juga dapat berkembang biak secara aseksual, yaitu tanpa melepaskan sel-sel seksual.

Fragmentasi karang dapat terjadi karena fenomena alam seperti badai, siklon, predator atau karena tindakan manusia yang disengaja maupun tidak disengaja.

Jika potongan yang terfragmentasi berada di lingkungan yang baik, maka ia akan terus tumbuh dan membentuk koloni baru. Dengan demikian karang tetap hidup dan berkembang biak.

Baca juga: Fungsi Terumbu Karang dalam Mitigasi Bencana

 

Ilustrasi menyelam di kawasan terumbu karang Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.SHUTTERSTOCK/frantisekhojdysz Ilustrasi menyelam di kawasan terumbu karang Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.

Terumbu karang di lautan

Tidak semua karang membangun kerangka berkapur, seperti karang keras yang ada di dasar laut. Pasalnya, ada pula karang lunak yang umumnya tumbuh lebih cepat.

Selain itu, tidak semua karang hidup di dekat permukaan di perairan tropis yang hangat, karena ada yang hidup lebih dalam dan terkadang di perairan dingin.

Terumbu karang terdiri dari banyak spesies karang yang bersama-sama membentuk suatu ekosistem, yaitu lingkungan alam yang sangat spesifik yang terdiri dari tumbuhan dan hewan yang berbeda.

Baca juga: 6 Dampak Perubahan Iklim pada Terumbu Karang

Terumbu karang adalah salah satu ekosistem terbesar dan paling kompleks di planet ini.

Mereka tak hanya rumah bagi ribuan spesies ikan, tetapi juga spesies hewan lainnya seperti kepiting, bintang laut, hingga kerang.

Terumbu karang berfungsi sebagai tempat perlindungan, cadangan makanan, dan pembibitan bagi banyak penghuninya dari ganggang terkecil hingga banyak ikan, invertebrata, penyu, serta hiu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com