Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2022, 16:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Pelangi merupakan fenomena langit yang sangat cantik, tetapi jarang terlihat karena butuh hari yang cerah dan hujan pada saat yang bersamaan untuk membentuk pelangi.

Pelangi biasanya tampak berbentuk setengah lingkaran dengan tujuh warna yang menyatu.

Namun, apakah bentuk pelangi yang sebenarnya adalah setengah lingkaran? Jika iya, mengapa demikian?

Bentuk pelangi

Dilansir dari Science ABC, sebenarnya, pelangi tidak berbentuk setengah lingkaran seperti yang biasanya terlihat.

Bentuk pelangi yang sesungguhnya adalah lingkaran, namun pelangi hanya dapat dilihat dalam bentuk setengah lingkaran karena cakrawala memotongnya.

Baca juga: Bagaimana Proses Pelangi Terjadi dan Penjelasannya Menurut Sains

Jika berada di ketinggian yang cukup, pelangi dapat terlihat utuh tanpa ada bagian yang terpotong.

Sementara itu, penyebab bentuk pelangi melengkung adalah kisaran sudut tetesan hujan.

Agar dapat melihat pelangi seutuhnya, berdirilah dengan membelakangi matahari. Jika matahari terlalu tinggi, pelangi pun tidak akan tampak.

Sinar matahari, lebih tepatnya, segala bentuk cahaya, akan dipantulkan dari tetesan pada sudut 40-42 derajat.  

Jika menggambar bentuk geometris di antara semua tetesan yang memantulkan cahaya pelangi dan mata, bentuknya akan menjadi kerucut dengan mata di salah satu dari dua ujungnya.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Ternyata Pelangi Terbaik di Bumi Ada di Hawaii

Hanya sinar yang bersinar langsung yang akan mengungkapkan warna. Dengan kata lain, cahaya berwarna hanya bisa dilihat dari tetesan air yang berada pada sudut yang tepat dari matahari. 

Satu-satunya bentuk yang memungkinkan sinar cahaya menyinari pada sudut yang tepat adalah busur atau lingkaran.

Jelas pelangi dengan bentuk lingkaran penuh tidak bisa dilihat karena jangkauan penglihatan manusia terpotong oleh cakrawala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com