Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2022, 13:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China telah mengonfirmasi virus zoonosis Langya (LayV) yang menginfeksi manusia. Kasus ini terjadi di dua wilayah, yaitu Provinsi Shandong dan Provinsi Henan.

Melansir Taipei Times, pihak berwenang telah melakukan prosedur pengujian asam nukleat untuk menemukan dan melacak penyebaran jenis baru Henipavirus yang berasal dari hewan, Langya henipavirus.

Menurut artikel yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (NEJM), jenis virus Langya ditemukan dalam sampel usap tenggorokan dari pasien yang mengalami demam di China timur.

Pasien ini memiliki riwayat kontak dengan hewan dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Waspada Munculnya Penyakit-penyakit Zoonosis Jenis Baru

Dituliskan Global News, penelitian menunjukkan henipavirus dikaitkan dengan beberapa kasus demam dan orang yang terinfeksi memiliki gejala lain seperti kelelahan, batuk, anoreksia, mialgia, dan mual.

Penyelidikan lebih lanjut menemukan, sebanyak 26 dari 35 kasus infeksi Henipavirus Langya di Provinsi Shandong dan Henan, telah mengembangkan gejala klinis seperti demam, mudah marah, batuk, anoreksia, mialgia, mual, sakit kepala, dan muntah.

Pasien tersebut juga menunjukkan penurunan sel darah putih, jumlah trombosit yang rendah, gagal hati, dan gagal ginjal.

Henipavirus Langya

Henipavirus adalah salah satu penyebab zoonosis penting yang muncul di kawasan Asia-Pasifik. Virus Hendra (HeV) dan virus Nipah (NiV) dari genus ini diketahui menginfeksi manusia dengan kelelawar sebagai inang alami kedua virus tersebut.

Lebih lanjut, Henipavirus dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan dan manusia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini diklasifikasikan sebagai virus biosafety level 4 dengan tingkat kematian kasus antara 40-75 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat kematian virus corona.

Saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan untuk Henipavirus. Satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan dengan perawatan suportif untuk mengelola gejala dan komplikasi.

Meski begitu, sejauh ini kasus-kasus Henipavirus Langya tidak berakibat fatal atau sangat serius, sehingga tidak perlu panik.

“Masih perlu diwaspadai karena banyak virus yang ada di alam memiliki hasil yang tidak terduga ketika menginfeksi manusia,” ujar seorang Profesor di Program Penyakit Menular di Duke-NUS Medical School Wang Linfa.

Baca juga: Ketahui Apa Itu Zoonosis dan Cara Mencegah Penyebarannya Menurut Pakar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com