Dari situlah, peneliti kemudian menemukan bahwa biji semangka Libya berasal dari semangka yang secara genetik berdaging pahit, jenis semangka egusi (Citrullus mucosospermus) yang ditemukan di Ghana, Benin, dan Nigeria di Afrika Barat.
"Biji ini merupakan teka-teki karena dianggap sebagai biji semangka tertua. Namun itu ditemukan di Libya yang tak pernah dianggap sebagai tempat domestikasi semangka," ungkap Guillaume Chomicki, penulis senior dari University of Sheffield.
Penggunaan biji semangka sebagai makanan ringan juga cocok dengan bukti retakan gigi manusia, yang ditemukan di biji semangka, saat dilakukan studi komputer-tomografi.
"Pemahaman baru yang tak terduga adalah bahwa Citrullus pada mulanya dikumpulkan atau dibudidayakan untuk bijinya bukan dagingnya yang manis. Ini konsisten dengan pola kerusakan biji yang disebabkan oleh gigi manusia," kata Chomicki.
Lebih lanjut, semangka liar yang belum didomestikasi memiliki sangat banyak biji yang lezat dan kaya minyak.
Bijinya juga tak mengandung bahan kimia cucurbitacin yang sangat pahit. Sehingga, tampaknya menjadikan biji semangka itu camilan merupakan hal yang baik.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Molecular Biology and Evolution.
Baca juga: 5 Buah yang Rendah Karbohidrat, Salah Satunya Semangka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.