Kemudian dilanjutkan pada poin komitmen ke sembilan, mengintegrasikan pelayanan KB dengan memberikan informasi untuk mendukung pencegahan HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS).
Komitmen yang terakhir atau poin kesepuluh dari FP 2030 adalah meningkatkan peran Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan dalam Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
“Semua ini merupakan tantangan untuk program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di masyarakat, yang harus kita perkuat implementasinya melalui komitmen FP 2030 ini,” jelasnya.
Berdasarkan catatan BKKBN, saat ini angka kelahiran total/TFR mencapai 2,24 (100 persen dari target) dan angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun/ASFR 15-19 tahun menjadi 20,5 kelahiran per 1000 WUS 15-19 tahun (120 persen dari target).
Baca juga: Menurut Quraish Shihab, KB Boleh Asal Bukan Pemandulan
“Capaian target pembangunan manusia melalui program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) tahun 2021 menunjukkan hasil yang gemilang,” kata Hasto.
Dokter Hasto menambahkan, masih ada sejumlah tantangan besar dalam menurunkan angka unmet need pelayanan KB yang mengalami peningkatan menjadi 18 persen, serta untuk menurunkan prevalensi stunting yang saat ini masih berada pada angka 24,4 persen di tahun 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menegaskan, pemerintah mendukung penuh upaya akselerasi komitmen FP 2030.
Muhadjir mengatakan, apa yang telah dimaksudkan dalam target atau komitmen FP 2030 ini selaras dengan RPJMN 2020-2024 mengenai pembangunan manusia.
Baca juga: Pil KB Pria Dinyatakan Aman, tapi Belum Boleh Dipasarkan