Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien HIV Berusia 66 Tahun Diklaim Sembuh Usai Transplantasi Sel Punca

Kompas.com - 29/07/2022, 18:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Mutasi ini, yang disebut homozigot CCR5 delta 32, membuat pembawanya kebal terhadap HIV dengan mengubah jalan masuk yang biasanya dimanfaatkan virus untuk menyerang sel darah putih tubuh.

Setelah transplatasi tersebut, sel-sel mutan yang resisten terhadap HIV terus mengambil alih sistem kekebalannya.

Pada Maret 2021, di bawah pengawasan ketat tim medis, pasien berhenti minum obat antiretroviral dan hingga saat ini tak ada tanda-tanda replikasi HIV di tubuhnya.

Tim pun menggambarkan pasien berada dalam remisi jangka panjang, karena tak ada jejak virus yang hidup dalam sistemnya selama 17 bulan.

Tim medisnya akan terus memantau kondisinya dan mungkin menyatakan pasien secara resmi 'sembuh' di kemudian hari, jika statusnya tetap tak berubah.

Baca juga: Pasien HIV Bisa Hidup dengan Normal, Mitos atau Fakta?

Kasus pasien City of Hope sendiri sangat mirip dengan kasus pasiesn Berlin, orang pertama yang sembuh dari HIV.

Pasien Barlin yang kemudian mengungkapkan namanya sebagai Timothy Ray Brown, juga menderita leukemia myeloid akut dan menerima transplantasi sumsum tulang dari donor dengan mutasi genetik yang resistan terhadap HIV.

Dua lainnya, pasien Dusseldorf dan London disembuhkan dengan menggunakan prosedur yang sama. Dan baru-baru ini seorang wanita sembuh karena menerima transplantasi sel punca yang menggunakan sel dari darah tali pusat.

"Kasus pasien City of Hope adalah kasus lain yang mirip dengan Timothy Brown," ungkap David D. Ho, salah satu peneliti AIDS terkemuka dunia dan direktur Pusat Penelitian AIDS Aaron Diamond di Universitas Columbia.

Namun Ho menjelaskan, mengingat risiko prosedur transplantasi dan kelangkaan mutasi yang resistan terhadap HIV, perawatan semacam itu tidak dapat diakses oleh sebagian besar pasien HIV.

"Meskipun transplantasi bukanlah pilihan bagi kebanyakan orang dengan HIV, kasus-kasus ini masih menarik, menginspirasi, dan menerangi dalam pencarian obatnya," kata Dr. Sharon Lewin, spesialis penyakit menular di Peter Doherty Institute for Infection and Immunity, University of Melbourne Australia.

Beberapa kelompok penelitian pun tengah bekerja untuk mengembangkan teknik penyuntingan gen, yang dapat memperkenalkan mutasi yang resistan terhadap HIV pada pasien.

Baca juga: Pasien HIV di Amerika Serikat Diklaim Sembuh Setelah Jalani Transplantasi Sel Punca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com