Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruben Onsu Mengidap Empty Sella Syndrome, Penyakit Apa Itu?

Kompas.com - 22/07/2022, 13:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Ruben Onsu belakangan ini terlihat tidak begitu bugar fisiknya saat tampil di layar televisi. Ia mengungkapkan bahwa dirinya mengidap penyakit Empty Sella Syndrome.

Sebelum terungkap penyakit yang diderita Ruben Onsu adalah Empty Sella Syndrome, dalam sebuah acara reality show, suami dari penyanyi Sarwendah ini hanya menyebutkan setelah rangkaian pemeriksaan ada dugaan lesi otak di kepalanya.

Saat itu ia menceritakan, adanya bintik hitam dari hasil pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) yang diduga merupakan lesi otak.

Kondisi ini membuat Ruben Onsu membutuhkan lebih banyak darah, sehingga harus menerima donor.

Bercak di bagian kepala ini seperti penghisap darah yang harus diperiksa secara rutin berkala setiap minggu.

Apa itu Empty Sella Syndrome?

Empty Sella Syndrome adalah suatu kondisi di mana terjadi penyusutan dari kelenjar pituitary atau hipofisis.

Baca juga: Penyakit Lesi Otak yang Dialami Ruben Onsu, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Terkait kabar Ruben Onsu mengidap Empty Sella Syndrome, Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr Viola Maharani Sp.S menjelaskan bahwa secara normal, kelenjar pituitary atau hipofisis ini ada pada bagian depan dari dasar tengkorak.

Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong yang terletak di bagian bawah otak.

Kelenjar pituitary atau hipofisis ini berfungsi untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita.

Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.

Ketiga hormon pertama diketahui bertugas untuk mengendlaikan fungsi kelenjar endokrin lainnya. Selain itu, juga berfungsi untuk merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon.

Saat kelenjar hipofisis ini terganggu, termasuk mengalami penyusutan, maka tidak dapat memproduksi satu atau lebih hormon dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.

Baca juga: Penyakit Kulit Ringworm Bisa Ditularkan dari Kucing ke Manusia, Ketahui Gejala hingga Cara Mencegahnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com