Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kolam Air Asin Langka Ditemukan, Tersembunyi Jauh di Laut Merah

Kompas.com - 22/07/2022, 11:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah kolam air asin laut dalam yang langka ditemukan di Laut Merah.

Temuan kolam ini memberikan berbagai wawasan baru bagi ilmu pengetahuan, termasuk soal petunjuk yang dapat menjelaskan asal-usul kehidupan di Bumi.

Kolam air asin laut dalam sendiri merupakan danau yang sangat asin atau hipersalin yang terbentuk di dasar laut.

Baca juga: Mengapa Manusia Tak Bisa Minum Air Asin?

Para ilmuwan mengetahui hanya beberapa lusin kolam air asin laut dalam di seluruh dunia. Di antara itu Laut Merah memiliki jumlah kolam air asin laut dalam yang paling banyak.

Dan sampai saat ini semua kolam air asin laut dalam yang diketahui di Laut Merah terletak setidaknya 25 km dari lepas pantai.

Tetapi berbeda dengan temuan terbaru ini karena merupakan kolam pertama yang ditemukan di Teluk Aqaba tersebut berjarak hanya 2 kilometer dari pantai.

Dikutip dari Live Science, Kamis (21/7/2022) peneliti menemukan kolam tersebut selama ekspedisi tahun 2020 dengan menggunakan kapal penelitian organisasi eksplorasi laut OceanX bernama OceanXplorer.

Ekspedisi tersebut menyelidiki garis pantai Laut Merah Arab Saudi yang merupakan daerah yang sejauh ini kurang mendapat perhatian.

Dengan menggunakan kendaraan bawah air yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) peneliti kemudian menemukan kolam di kedalaman 1,77 km di bawah permukaan Laut Merah.

Kolam yang dinamai NEOM itu berukuran sekitar 10.000 meter persegi sementara 3 yang lebih kecil lain berukuran kurang dari 10 meter persegi.

"Pada kedalaman yang sangat dalam ini biasanya tak banyak kehidupan di dasar laut. Namun, kolam air asin adalah oasis kehidupan yang kaya mikroba yang mendukung beragam hewan," ungkap Sam Purkis, penulis studi dan profesor serta ketua Departemen Kelautan Geosciences di University of Miami.

Baca juga: Daftar Danau Terbesar di Dunia, Nomor 1 Memiliki Air Asin Seperti Laut

 

Menariknya lagi, ikan, udang, dan belut yang tampaknya sedang mencari mangsa juga memanfaatkan air garam di kolam untuk berburu.

Air asin tak mengandung oksigen, jadi hewan apa pun yang tersesat di dalam air asin akan langsung dilumpuhkan atau dibunuh.

"Predator yang mengintai di dekat air asin akan memakan yang tak beruntung," papar Purkis.

Selain itu, keberadaan kolam yang dekat dengan pantai berpotensi bisa mengumpulkan limpasan dari darat dan memasukkan mineral daratan ke dalam susunan kimianya.

Hal tersebut membuat kolam dapat berfungsi sebagai arsip unik yang melestarikan jejak tsunami, banjir, dan gempa bumi di Teluk Aqaba selama ribuan tahun.

Temuan peneliti menunjukkan bahwa dalam 1000 tahun terakhir, banjir besar akibat hujan deras terjadi sekitar sekali setiap 25 tahun dan tsunami sekitar sekali setiap 100 tahun di wilayah tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Cara Buaya Air Asin Menyebrangi Laut

Ungkap kehidupan awal Bumi

Kolam air asin laut dalam juga merupakan salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi, namun terlepas dari kandungan kimia serta kurangnya oksigen di tempat tersebut, kolam langka ini juga penuh dengan kehidupan.

Itu mengapa lingkungan tersebut menawarkan wawasan tentang bagaimana kehidupan awal di Bumi dan bagaimana kehidupan dapat berevolusi dan berkembang di dunia yang kaya air.

"Pemahaman kami saat ini adalah kehidupan berasal dari Bumi di laut dalam dan hampir pasti kondisinya anoxic alias tanpa oksigen," kata Purkis.

"Kolam air asin laut dalam adalah analog yang bagus untuk awal Bumi dan meskipun tanpa oksigen serta hipersalin, tempat itu penuh dengan komunitas kaya yang disebut mikroba ekstremofilik," ungkapnya lagi.

Baca juga: Kenapa Banyak Hewan di Laut Dalam Berukuran Raksasa? Ahli Jelaskan

Dan dengan mempelajari komunitas tersebut, kita mungkin bisa melihat sekilas kondisi saat kehidupan pertama kali muncul di planet kita.

Kolam air asin laut dalam pun kemungkinan dapat menghasilkan penemuan mikroba yang dapat berkontribusi pada pengembangan obat-obatan baru.

"Molekul dengan sifat antibakteri dan antikanker sebelumnya telah diisolasi dari mikroba laut dalam yang hidup di kolam air asin," papar Purkis.

Rincian temuan ini dipublikasikan di jurnal Communications Earth and Environment.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com