Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Dampak Buruk Terpapar Polusi Udara PM2.5, Sesak Napas hingga Kematian Dini

Kompas.com - 21/07/2022, 12:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Dampak polusi udara PM2.5

Polusi udara PM2.5 sangat berdampak bagi kesehatan manusia dan mengakibatkan terjadinya berbagai jenis penyakit.

Hal ini disebabkan, partikel PM2.5 ini sangat kecil dan lebih kecil dari sel darah merah, tidak bisa disaring oleh tubuh manusia, dan mampu memasuki sistem peredaran darah.

PM2.5 memiliki ukuran 30 kali lebih kecil dari rambut manusia, dan tidak bisa dilihat tanpa mikroskop elektron.

Baca juga: Waspadai Kadar Polusi Udara PM2.5 Lebih Tinggi di Pagi Hari, Studi Jelaskan

Badan manusia tidak mampu memfilter polutan ini, yang berarti dapat terperangkap di paru-paru dan menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan orang tersebut.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, bahwa 9 dari 10 orang menghirup udara yang penuh dengan polutan.

Polutan ini sangat berbahaya, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak di bawah 5 tahun, lansia, orang dengan penyakit imun dan orang dengan penyakit pernapasan

Berikut bebera masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh polusi PM2.5 ini.

1. Kelahiran prematur
2. Berat badan lahir rendah
3. Perkembangan janin terganggu
4. Asma
5. Perkembangan paru-paru lambat
6. Batuk dan sesak napas
7. Penyakit jantung koroner
8. Stroke
9. Bronkitis kronis
10. Diabetes
11. Kanker paru-paru
12. Demensia
13. Gagal jantung
14. Paru-paru lemah
15. Serangan jantung
16. Menurunkan tingkat kecerdasan
17. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
18. Gangguan otak pada anak
19. Kematian dini

Hal ini juga ditunjukkan dengan data dari KLHK 2013, Dr Budi Haryanto, FKM Universitas Indonesia, di mana sekitar 60 persen pasien rumah sakit di Jakarta menderita penyakit yang terkait dengan polusi udara.

PM2.5 juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan seperti kerusakan material dan bangunan, deposisi asam, peningkatan kadar ozon, merusakn vegetasi jika mengendap di tanaman dan hutan, serta mengubah keseimbangan nutrisi saat terbawa ke perairan pantai dan daerah aliran sungai.

Baca juga: Polusi Udara di Indonesia Peringkat 1 di Asia Tenggara dan Peringkat 17 Negara Paling Berpolusi di Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com