KOMPAS.com - Sejumlah negara tengah mengalami gelombang panas, salah satunya Portugal. Dilaporkan ribuan orang tewas karena gelombang panas.
Dilaporkan, gelombang panas yang terjadi di Portugal telah menewaskan lebih dari 1.000 jiwa pada 18 Juli 2022.
Disebutkan bahwa perubahan iklim menyebabkan suhu terus meningkat, bahkan suhu udara di negara ini tercatat mencapai 40 derajat Celsius.
Bicara soal data, memperlihatkan bahwa orang tua dan anak-anak menjadi kelompok yang paling mungkin meninggal karena gelombang panas.
Dilansir dari Telegraph, penyakit dan kematian akibat gelombang panas dapat terjadi pada orang-orang yang fit dan sehat, tidak hanya kelompok berisiko tinggi.
Baca juga: Gelombang Panas India Pecahkan Rekor, Suhunya Capai Lebih dari 49 Derajat Celsius
Terkait bagaimana ribuan orang bisa tewas akibat gelombang panas, Kepala petugas paramedis di St John’s Ambulance Martin Berry menjelaskan, bahaya kesehatan yang terkait dengan suhu tinggi, dibagi menjadi dua tahap, utamanya kelelahan akibat panas.
Panas dapat mengakibatkan seseorang merasa pusing, haus berlebih, dan sangat banyak mengeluarkan keringat.
“Anda mulai merasa cukup pusing, haus yang berlebihan, dan menjadi sangat berkeringat. Ini biasanya pertanda bahwa Anda terlalu lama berada di bawah sinar matahari, atau terlalu memaksakan diri dan suhu tubuh meningkat terlalu tinggi,” ujar Berry.
Biasanya kondisi ini tidak terlalu serius selama seseorang dapat segera keluar dari suhu panas dan menenangkan diri.
Akan tetapi, apabila tidak melakukannya dan suhu tubuh terus meningkat yang akan memasuki zona bahaya heat stroke sebagai dampak panas yang tengah terjadi.
Baca juga: Apa Itu Gelombang Panas dan Dampaknya terhadap Kesehatan