Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Beragam Cara Mendiagnosis Lesi Otak, Apa Saja?

Kompas.com - 19/07/2022, 12:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lesi otak adalah jenis kelainan di otak yang disebabkan oleh penyakit atau cedera.

Efek dari lesi otak sesuai dengan area di mana lesi berada, dan biasanya wilayah otak tempat lesi tumbuh tidak akan berfungsi normal.

Gejala dapat bertahap atau tiba-tiba, dan mungkin intermiten atau konstan. Gejala umum dari lesi otak meliputi sakit kepala, kelelahan, pusing, perubahan perilaku, dan gangguan kognitif.

Adapun lesi otak yang besar dapat menyebabkan nyeri kepala bersamaan dengan defisit neurologis lokal secara substansial, seperti kelemahan pada wajah, lengan, dan kaki pada satu sisi.

Baca juga: Penyakit Lesi Otak yang Dialami Ruben Onsu, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Bagaimana mendiagnosis lesi otak?

Dituliskan Verywell Health, diagnosis lesi otak didasarkan pada riwayat dan pola gejala, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pencitraan otak.

Terdapat beragam jenis studi diagnostik otak dan pencitraan otak, serta beberapa cara mendeteksi lesi otak tertentu seperti:

- Brain computerized tomography (CT)

Metode ini secara tradisional dianggap sebagai tes yang baik untuk mendeteksi pendarahan.

- Pencitraan resonansi magnetik (MRI)

Magnetic resonance imaging (MRI) dianggap sebagai tes yang baik untuk mendeteksi demielinasi atau gejala robeknya selubung mielin pada neuron.

Demielinasi menyebabkan gangguan aliran sinyal saraf individu yang terinfeksi, gangguan perasaan, gerakan, kesadaran, atau fungsi lainnya yang bergantung pada sistem saraf.

- Magnetic resonance angiography (MRA)

Malformasi vaskular sering divisualisasikan dengan baik melalui studi diagnostik yang memeriksa pembuluh darah.

- Pewarna kontras

Metode pewarna kontras dapat membantu menentukan lesi tertentu, seperti tumor dan infeksi.

- Elektroensefalogram (EEG)

Elektroensefalogram sering digunakan untuk mendeteksi aktivitas kejang yang disebabkan oleh lesi otak, di mana beberapa di antaranya tidak dapat dilihat melalui pencitraan otak.

Dilansir dari Emedicine Health, terkadang diagnosis dibuat dengan biopsi jaringan dari lesi otak.

Ahli bedah akan menggunakan instrumen kecil, dapat mengambil sampel jaringan otak, yang kemudian bisa diperiksa secara mikroskopis yang mengarah ke diagnosis akhir.

Baca juga: Otak Bisa Lebih Panas dari Bagian Tubuh yang Lain, Apa Sebabnya?

 

Lebih lanjut, perawatan lesi otak tergantung pada jenis lesi otak, usia pasien, masalah kesehatan secara keseluruhan, penyebab, dan keputusan melanjutkan rencana perawatan yang disepakati pasien dan tim medis.

Beberapa lesi seperti infeksi dan kanker dapat diobati dengan obat-obatan tertentu yang bertujuan penyembuhan total.

Sementara itu, malformasi vaskular mungkin memerlukan pengobatan dengan pembedahan untuk mencegah ruptur.

Lesi lain, seperti demielinasi dan peradangan kronis, dikelola dan dikendalikan dengan obat-obatan tapi biasanya tidak bisa disembuhkan.

Lesi yang menyebabkan kerusakan permanen seperti memar otak, infark, dan pendarahan tidak dapat disembuhkan. Tapi, efeknya harus dikelola dengan rehabilitasi.

Berbagai jenis terapi seperti terapi fisik, terapi wicara, terapi kognitif, dan lainnya bisa membantu pemulihan dan memaksimalkan kemampuannya.

Baca juga: 5 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Otak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com