Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewa "Penguasa Alam Semesta" Misterius di Palmyra Kuno Baru Suriah, Berikut Faktanya

Kompas.com - 12/07/2022, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Dewa ‘Penguasa Alam Semesta’ yang misterius di prasasti yang ditemukan di Kota Kuno Palmyra, Suriah sudah lama menjadi teka-teki bagi para ilmuwan dunia.

Palmyra ada selama ribuan tahun dan kota ini berkembang sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Melansir Science Alert, Selasa (12/7/2022), Kota Kuno Palmyra dahulunya merupakan pusat perdagangan yang menghubungkan Kekaisaran Romawi dengan jalur perdagangan di Asia, seperti Jalur Sutra.

Berikut beberapa fakta yang ditemukan terkait dewa Penguasa Alam Semesta misterius di prassati Kota Kuno Palmyra ini.

1. Banyak disebut di prasasti

Dewa anonim atau dewa misterius ini disebutkan dalam banyak prasasti Aram di Palmyra.

Baca juga: Reruntuhan Kuil Dewa Zeus Ditemukan di Semenanjung Sinai Mesir

Dalam prasasti itu, mereka menyebutkan dewa anonim itu sebagai “Dia yang Namanya Diberkati Selamanya,” “Penguasa Alam Semesta,” dan “Penyayang”.

Banyak dari prasasti ini berasal dari sekitar 2.000 tahun yang lalu.

2. Cara peneliti memecahkan teka-teki

Seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Wroclaw di Polandia, Aleksandra Kubiak-Schneider yang tertarik mengenai misteri dewa ‘penguasa alam semesta’ tersebut pun ikut andil mennggali lebih lanjut.

Aleksandra membandingkan prasasti di Palmyra dengan prasasti yang ditemukan di seluruh Mesopotamia yang berasal dari milenium pertama Sebelum Masehi (SM).

Dia menemukan bahwa dewa Penguasa Alam Semesta misterius yang disembah di Mesopotamia ini, disebut dengan nama yang mirip dengan dewa anonim dari Palmyra.

Baca juga: Dewa Cinta Cupid Tampakkan Diri dalam Lukisan Legendaris Vermeer

Misalnya, Bel-Marduk yakni sebagai dewa tertinggi Babel, yang juga disebut sebagai “Penyayang”.

Menurut Aleksandra, ungkapan “Penguasa Dunia” - gelar yang mirip dengan “Penguasa Alam Semesta” kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada Baalshamin, yaitu dewa langit.

3. Bukan dewa tunggal

Aleksandra menambahkan, dewa misterius atau dewa anonim yang disebutkan dalam prasasti Palmyra bukanlah dewa tunggal, melainkan bersamaan dengan beberapa dewa yang mencakup Bel-Marduk dan Baalshamin.

4. Alasan tidak ada nama dewa itu

Seperti yang diketahui, sebagian besar dewa-dewa sudah banyak diketahui namanya dan mukjizat yang dewa-dewa itu miliki.

Berbeda dengan dewa anonim atau dewa misterius di situs Kota Kuno Palmyra ini, yang sampai saat ini masih belum diketahui apa namanya.

Baca juga: Gonggong, Benda Langit Pertama yang Diberi Nama Dewa Orang Tionghoa

Terkait hal ini, Aleksandra berpendapat, orang atau masyarakat yang menuliskan prasasti tiu terdahulu tidak menyebut nama dewa sebagai tanda penghormatan.

Selain itu, ketika orang menulis prasasti yang memohon campur tahan ilahi, mereka tidak selalu menjangkau dewa tertentu, melainkan dewa apapun yang akan mendengarkan doa mereka.

“Tidak ada satu dewa pun yang tidak disebutkan namanya, setiap dewa yang mendengarkan dan menunjukkan kemuarahan hati atas permintaan pantas mendapatkan pujian abadi,” jelasnya.

Namun, hal ini pun dikomentari oleh seorang peneliti yang enggan disebutkan namanya.

Peneliti tersebut mengatakan bahwa setuju kalau dewa yang tidak disebutkan namanya kemungkinan merujuk pada banyak dewa, tetapi khawatir bahwa beberapa teks Babilonia yang dipelajari Aleksandra bertanggal berabad-abad lebih awal daripada prasasti Palmyra.

Oleh karena itu, persoalan alasan mengapa tidak ada nama dewa dalam prasasti merujuk dewa anonim misterius itu masih menjadi perbincangan dan perdebatan, serta masih terus dipelajari oleh para ahli lainnya juga.

Baca juga: Mitos Gerhana Matahari, dari Jatuhnya Kepala Dewa sampai Tanda Kiamat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com