Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Payudara Menyebar Lebih Cepat Saat Malam Hari, Studi Jelaskan

Kompas.com - 29/06/2022, 09:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sebuah studi terbaru menemukan bahwa kanker payudara metastasis ternyata lebih cepat dan agresif menyebar saat malam hari.

Dilansir dari Science Alert edisi 26 Juni 2022, hasil studi yang mengejutkan ini telah diterbitkan di jurnal Nature pekan ini.

Temuan ini jelas telah memperbarui asumsi para ahli mengenai kanker payudara metastasis, dan mengubah cara dokter mengumpulkan sampel darah dari penderita kanker di masa depan.

“Dalam pandangan kami, temuan ini mungkin menunjukkan perlunya profesional kesehatan untuk secara sistematis mencatat waktu di mana mereka melakukan biopsi,” kata penulis senior sekaligus seorang profesor onkologi molekuler di ETH Zurich, Nicola Aceto.

“Ini mungkin membantu untuk membuat data benar-benar sebanding,” tambahnya.

Proses studi kanker payudara

Para peneliti pertama kali menemukan hal ini ketika mereka melihat perbedaan yang tidak dapat dijelaskan dalam jumlah sel tumor yang bersirkulasi dalam sampel yang dianalisis pada waktu yang berbeda dalam sehari.

Baca juga: Pengobatan Kanker Payudara AstraZeneca Diklaim Perpanjang Umur Pasien Lebih dari 6 Bulan

“Beberapa rekan saya bekerja di pagi atau sore hari, terkadang mereka juga menganalisis darah (pasien kanker payudara) pada jam yang tidak biasa,” kata Aceto.

Untuk menyelidiki apa yang terjadi, para peneliti Swiss mempelajari 30 wanita dengan kanker payudara.

Sekitar 21 di antaranya adalah pasien dengan kanker payudara stadium dini yang belum bermetastasis dan 9 pasien dengan metastasis stdaium 4.

Metastasis adalah penyebaran sel kanker dari satu organ atau jaringan tubuh ke organ atau jaringan tubuh yang lainnya.

Dari berbagai subjek yang diamati tersebut, para peneliti menemukan pola yang mencolok dan tidak terduga.

Ternyata, sebagian besar sel tumor yang bersirkulasi yakni sekitar 78,3 persen ditemukan dalam sampel darah yang diambil pada malam hari.

Sementara, untuk sampel pasien kanker payudara lain yang diambil pada siang hari sel tumor yang bersirkulasi jauh lebih rendah daripada malam hari.

Baca juga: Belajar dari Kondisi Robby Purba, Waspadai 4 Gejala Kanker Payudara pada Pria

Ilustrasi kanker payudara.Shutterstock/ESB Professional Ilustrasi kanker payudara.

Lalu ketika para peneliti menyuntik tikus dengan sel kanker payudara dan mengambil sampel darah di siang hari, mereka menemukan hasil yang sama.

Sel tumor yang bersirkulasi jauh lebih tinggi saat tikus dalam keadaan istirahat di malam hari. Dengan begitu, diketahui bahwa sel-sel kanker yang dikumpulkan atau diambil sampelnya selama periode istirahat di malam hari sangat rentan untuk bermetastasis.

Sedangkan, sel-sel tumor yang bersirkulasi yang dihasilkan selama fase aktif di siang hari tidak memiliki kemampuan metastatik.

Analisis genetik mengungkapkan bahwa sel tumor yang diambil dari tikus dan manusia saat istirahat telah meningkatkan ekspresi gen mitosis mereka. Hal inilah yang membuat sel-sel kanker tersebut lebih baik dalam bermetastasis karena gen mitosis mengontrol pembelahan sel.

Eksperimen studi kanker payudara lanjutan

Usai melakukan analisis terhadap sampel darah tikus yang disuntikkan sel kanker payudara metastasis tersebut, para peneliti melanjutkan eksperimen mereka.

Para peneliti mengubah rutinitas terang-gelap tikus-tikus tersebut, untuk bermain dengan ritme sirkandian sampel tikus itu. Ritme sirkandian adalah jam internal yang mengatur proses penting siklus tidur-bangun yang diulang kira-kira setiap 24 jam.

Baca juga: Belajar dari Kondisi Robby Purba, Kenapa Pria Bisa Terkena Kanker Payudara?

Diketahui bahwa permainan ritme sirkandian menyebabkan perubahan besar-besaran dalam konsentrasi sel tumor yang bersirkulasi pada tikus.

Selain itu, para peneliti juga melakukan percobaan dengan pemberian hormon testosteron, insulin, dan deksametason.

Testosteron adalah hormon reproduksi atau hormon steroid dari kelompok androgen. Sedangkan insulin adalah hormon yang memungkinkan untuk mnegubah gula menjadi energi.

Sementara, deksametason adalah bahan kimia sintetis yang bertindak seperti kortisol, juga sebagai hormon stres.

Dalam pengujian pemberian hormon ini, para peneliti menemukan pengurangan yang nyata dalam jumlah sel tumor yang bersirkulasi dalam sampel darah yang diambil selama periode istirahat di malam hari, di mana tumor biasanya paling agresif.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa pelepasan sel kanker yang beredar dari tumor asli dikendalikan oleh hormon seperti melatonin, yang menentukan ritme siang dan malam kita,” kata Zoi Diamantopoulou, penulis pertama studi tersebut dan peneliti molekuler di ETH Zurich.

Baca juga: Vaksin Kanker Payudara Pertama Mulai Diuji Klinis di Amerika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com