Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Kembangkan Robot Ikan untuk Atasi Polusi Mikroplastik di Laut

Kompas.com - 23/06/2022, 18:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan di Universitas Sichuan, China mengembangkan robot berbentuk ikan. Tapi bukan sembarang robot, karena ikan buatan ini ternyata dapat mengumpulkan potongan-potongan kecil sampah plastik.

Harapannya, robot yang memiliki kemampuan menarik potongan-potongan kecil sampah plastik itu suatu hari nanti dapat membantu menghilangkan jutaan mikroplastik yang mengambang di laut.

Dikutip dari Science Focus, Kamis (23/6/2022) robot ikan nantinya menggunakan cahaya dari laser untuk menggerakan siripnya dari sisi ke sisi dan memiliki tubuh yang dapat menarik molekul yang ditemukan pada mikroplastik, sehingga dapat menempel saat berenang melewatinya.

Bentuk robotnya pun sebagian terinsipirasi oleh kehidupan laut. Tubuhnya menggunakan struktur yang mirip dengan bahan alami yang kuat dan fleksibel, seperti yang ditemukan di permukaan bagian dalam cangkang induk mutiara (mother of pearl).

Baca juga: Ikan Pari Raksasa Seberat 300 Kg, Ikan Terbesar di Dunia Ditemukan di Kamboja

Induk mutiara yang juga dikenal sebagai nacre merupakan bahan berlapis yang terlihat hampir seperti dinding bata jika dilihat di bawah mikroskop. Struktur inilah yang kemudian ditiru oleh tim pengembang robot.

Sekarang setelah tim membuktikan konsep robot ikan itu berhasil digunakan, mereka akan mengembangkan kemampuannya untuk menyelam lebih dalam dan membawa lebih banyak mikroplastik keluar dari laut.

Lebih lanjut, semua barang yang mengandung plastik dapat melepaskan sejumlah kecil sampah plastik yang disebut mikroplastik. Potongan-potongan kecil material ini (berukuran kurang dari 5 mm) menumpuk di dasar laut.

Di sana mereka dapat disalahartikan sebagai makanan dan terjebak di saluran pencernaan hewan yang dapat membuat terganggu dan menyebabkan kelaparan.

Beberapa plastik pun telah diolah sebelum digunakan dan saat lapisannya terdegradasi, plastik dapat melepaskan bahan kimia beracun ke dalam air, yang tentu saja meracuni kehidupan laut di sekitarnya.

Tak ada yang tahu persis berapa banyak plastik di lautan dunia. Angka terbaru yang diterbitkan pada tahun 2015 memperkirakan bahwa antara 4,8 hingga 12,7 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahun.

Baca juga: Sampah Plastik di Laut Bikin Kelomang Tak Bisa Kenali Makanannya

 

Meskipun mengurangi sampah plastik dan menyaring air limbah sebelum sampai ke laut dapat membantu meminimalkan jumlah mikroplastik di laut kita, tetapi membersihkan air yang sudah tercemar itu merupakan hal sulit.

Partikel kecil bisa tersangkut jauh di dalam celah di dasar laut, area yang sulit dijangkau menggunakan robot besar dan tidak fleksibel.

Namun robot ikan yang baru dikembangkan ini bisa menjadi solusi, karena hanya memiliki panjang 15 mm.

Baca juga: Mikroba di Darat dan Laut Berevolusi Memakan Plastik

Desainnya yang telah disesuaikan juga memungkinkannya berenang ke segala arah menggunakan sumber cahaya laser sebagai kekuatannya.

Dengan laser tersebut, robot dapat berenang hingga 2,67 kali panjang tubuhnya sendiri per detik.

Tubuhnya juga mengandung molekul yang sedikit bermuatan negatif dan dapat menarik bagian mikroplastik bermuatan positif. Itu berarti, robot sangat lengket, jadi tak perlu terlalu dekat untuk bisa menyentuh setiap mikroplastik untuk mengumpulkannya.

Saat ini tim hanya menguji ikan pada mikroplastik yang mengapung di air. Tes berikutnya adalah melihat apakah robot dapat menarik platik di area yang menantang seperti dasar laut.

Baca juga: Parasit Dapat Menempel pada Mikroplastik di Laut dan Berpotensi Menginfeksi Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com