Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2022, 18:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kutil kelamin adalah penyakit yang berisiko dialami oleh orang yang aktif secara seksual, memiliki kebiasaan bergonta-ganti pasangan, menjalani gaya hidup tak sehat seperti konsumsi alkohol dan rokok, hingga memiliki riwayat transplantasi organ.

Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) Klinik Pramudia dr Amelia Soebyanto, Sp.DV, menjelaskan bahwa penyakit yang disebabkan infeksi human papilloma virus (HPV) ini, sulit diketahui sejak dini.

Sebab, ukuran dari kutil kelamin atau genital warts sangat kecil dan bisa berada di dalam lubang vagina, sampai dubur sehingga tidak tampak. 

“Tanda adanya genital warts adalah benjolan halus atau kasar berwarna kulit, merah muda, maupun keabuan, dan aja juga yang bentuknya seperti kembang kol, yang semakin lama semakin banyak dan membesar dengan cepat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan," papar Amelia dalam webinar, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Penyakit Kutil Kelamin Sering Tak Disadari, Apa Saja Gejalanya?

Oleh sebab itu, penting bagi Anda mengetahui apakah benjolan yang muncul tersebut merupakan kutil kelamin atau bukan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinis di rumah sakit.

Adapun diagnosis kutil kelamin yang umumnya dilakukan, antara lain:

  • Tes asam asetat (acetowhite test) yakni mengoleskan cairan kimia khusus dan akan nampak lapisan berwarna putih pada area dengan kutil kelamin.
  • Pemeriksaan panggul atau pap smear yang bertujuan untuk melihat keterlibatan dinding vagina bagian dalam dan serviks. Guna mendeteksi apakah seseorang berpotensi mengalami kanker serviks akibat infeksi virus HPV.
  • Pemeriksaan anal dengan menggunakan anoskop untuk melihat ke dalam anus untuk melihat kutil.
  • Biopsi dengan mengambil sedikit sample kulit melalui operasi kecil kemudian dilakukan pemeriksaan patologi jika ada kecurigaan ke arah keganasan.
  • Tes darah untuk menilai apakah terdapat infeksi menular seksual lain yang sering dikaitkan dengan genital warts, seperti herpes, gonore, sifilis, klamidia dan HIV.

Untuk diketahui, sekitar 90 sampai 95 persen kutil kelamin disebabkan oleh jenis HPV 'risiko rendah', seperti tipe 6 dan 11. Ada pula kutil kelamin akibat infeksi HPV 'risiko tinggi' seperti tipe 16, 18, 31, 33, yang bisa menyebabkan kanker serviks.

Baca juga: Penyakit Kutil Kelamin Sering Tak Disadari, Apa Saja Gejalanya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com