Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur Disebut Bisa Berkomunikasi Satu Sama Lain, Ini Hasil Studinya

Kompas.com - 08/04/2022, 14:04 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti menemukan bahwa ternyata tumbuhan jamur memiliki kemampuan untuk berkomunikasi satu sama lain.

Fakta unik jamur itu, didasarkan dari analisis matematis terkait dengan adanya pola dalam sinyal listrik yang tampaknya dikirimkan jamur.

Setelah diidentifikasi, sinyal tersebut memiliki kesamaan struktural yang mirip dengan ucapan manusia dan menyerupai kosakata dari puluhan kata.

Akan tetapi, kata-kata yang diucapkan jamur bukanlah bahasa yang digunakan manusia, melainkan sinyal "bahasa jamur."

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Royal Society Open Science pada 6 April 2022, para peneliti menganalisis pola aktivitas listrik dari empat spesies jamur yaitu jamur enoki, split gill, ghost, serta jamur ulat.

Kemudian, mereka menemukan adanya lonjakan aktivitas menyerupai kosakata pada manusia hingga 50 kata.

Baca juga: Jamur Beracun Dapat Berkontribusi pada Penyakit Iritasi Usus

Selain itu, peneliti berkata bahwa distribusi panjang kata saat jamur berkomunikasi ini sangat cocok dengan bahasa manusia.

Dijelaskan profesor di University of the West of England, Andrew Adamatzky, timnya telah berhasil menemukan rata-rata panjang kata yang "diucapkan" jamur adalah 5,97 huruf.

Sementara, rata-rata panjang kata dalam bahasa Inggris adalah 4,8 huruf, dan Rusia memiliki rata-rata enam huruf.

Sejauh ini, peneliti menduga jamur split gill menghasilkan kalimat yang paling kompleks dari semua jenis yang mereka teliti.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (6/4/2022) studi sebelumnya menunjukkan jamur melakukan impuls listrik melalui struktur filamen bawah tanah yang panjang atau hifa.

Para peneliti menambahkan, saat jamur saling berkomunikasi, laju pembakaran impuls meningkat ketika hifa jamur pencerna kayu bersentuhan dengan balok kayu, sehingga memungkinkan tumbuhan ini menggunakan bahasanya untuk berbagi informasi tentang makanan atau luka yang dimilikinya.

Baca juga: 7 Jamur Paling Beracun di Dunia yang Bisa Sebabkan Kematian

Ilustrasi jamur.Unsplash/Hans Veth Ilustrasi jamur.

“Kami tidak tahu apakah ada hubungan langsung antara pola spiking (lonjakan sinyal) pada jamur dengan ucapan manusia,” ujar Adamatzky.

“Di sisi lain, ada banyak kesamaan dalam pemrosesan informasi pada substrat hidup dari kelas, famili, dan spesies yang berbeda. Saya hanya ingin membandingkan," lanjut dia.

Penelitian tentang jamur berkomunikasi satu sama lain ini juga menemukan lonjakan aktivitas disampaikan di sepanjang akar jamur yang disebut miselium.

Apa pun yang ditandai oleh peristiwa lonjakan sinyal ini, kata Adamatzky, tampaknya tidak terjadi secara acak.

"Kami menemukan bahwa ukuran kosakata jamur bisa mencapai 50 kata, namun, kosakata inti dari kata yang paling sering digunakan tidak melebihi 15 hingga 20 kata," imbuhnya.

Dia mengatakan bahwa peristiwa tersebut menunjukkan jamur memiliki pikiran serta kesadaran.

Baca juga: Mengapa Ada Jamur yang Beracun dan yang Tidak?

 

Dalam penelitiannya, tim mencatat studi lebih lanjut harus dilakukan fokus tiga hal, antara lain analisis variasi antar spesies, interpretasi tata bahasa jamur dan pertimbangan ulang mengenai jenis pengodean.

"Pertama, kita harus meningkatkan jumlah spesies jamur yang dipelajari untuk mengungkap apakah ada variasi yang signifikan dalam sintaksis bahasa di antara spesies tersebut," tulis mereka.

Kedua, mereka harus mencoba mengungkap konstruksi gramatikal, dan mencoba menafsirkan sintaksis kalimat jamur secara semantik. Ketiga, adalah membuat klasifikasi kata-kata jamur yang menyeluruh dan terperinci.

Berkaitan dengan temuan tersebut, para ilmuwan lainnya ingin mendalami lebih banyak bukti yang memperkuat adanya bahasa jamur.

“Studi (jamur saling berkomunikasi satu sama lain) baru ini mendeteksi pola ritmik dalam sinyal listrik, dengan frekuensi yang sama dengan pulse nutrisi yang kami temukan. Meskipun menarik, anggapan sebagai bahasa tampaknya agak terlalu buru-buru, dan akan membutuhkan lebih banyak penelitian serta pengujian,” papar Profesor Biosains di University of Exeter, Dan Bebber.

Baca juga: Jamur Langka dari Australia Ini Punya Bentuk Mirip Jari Tangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com