“Selain peradaban Islam dan Babilonia, aktivitas melihat hilal juga dilakukan oleh peradaban China juga kelompok-kelompok Nasrani khususnya sebelum penetapan penggunaan kalender Matahari oleh Julius Caesar pada tahun 46 SM,” ungkap Marufin.
Selain itu, aktivitas melihat hilal juga dilakukan oleh peradaban Yahudi, peradaban Amerika (Aztec, Indian, Inca, dan lain-lain) serta peradaban Aborigin di Australia.
“Namun rukyatul hilal modern dalam peradaban Islam sebenarnya baru bermula dalam kurang dari 4 dasawarsa terakhir,” imbuhnya.
Baca juga: 8 Data yang Jadi Pertimbangan Penentuan Hilal Awal Ramadhan 1443 Hijriyah
Pada saat ini, sekitar sepertiga dari seluruh populasi umat manusia modern mendasarkan sebagian aktivitasnya pada kalender berbasis fase bulan dengan melihat hilal untuk menentukan bulan baru. Khususnya dari aspek agama dan budaya.
Marufin mengatakan, metode rukyatul hilal diaplikasikan di seluruh dunia.
Meski batasan penggunaannya sangat tergantung pada kebijakan masing-masing negara, baik negara Islam maupun berpenduduk mayoritas muslim.
“Kebijakan itu bergantung pada konsepsi fikih wilayatul hukmi, yang menempatkan satu negara atau beberapa negara dalam satu regional yang sama, sebagai satu kesatuan wilayah hukum,” jelasnya.
Baca juga: Hilal 1 Ramadhan 1443 H, Kemenag Gelar Pemantauan di 101 Lokasi, Berikut Daftarnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.