"Virus itu (penyebab demam berdarah Krimea-Kongo) tidak menyebar dengan mudah di antara banyak orang, dan risikonya terhadap masyarakat sangat rendah," terang Kepala Penasihat Medis di UKHSA, Dr Susan Hopkins.
Hopkins menambahkan UKHSA sedang melacak orang yang melakukan kontak erat dengan pasien tersebut, untuk melakukan skrining dan pengendalian virus.
"UKHSA dan NHS memiliki prosedur pengendalian infeksi yang mapan dan kuat untuk menangani kasus penyakit menular impor dan ini akan dilakukan secara ketat," paparnya.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa wabah demam berdarah Krimea-Kongo merupakan ancaman bagi layanan kesehatan masyarakat.
Sebab, virus ini dapat menyebabkan epidemi dan memiliki rasio kematian kasus yang tinggi sekitar 10 sampai 40 persen, sehingga berpotensi menyebabkan tekanan pada layanan di rumah sakit.
Baca juga: Kenali Gejala Demam Berdarah dan Cara Mencegahnya
Penyakit tersebut pertama kali diidentifikasi pada tahun 1944 di Krimea dan diberi nama demam berdarah Krimea.
Lalu, di tahun 1969 organisme yang sama diketahui menyebabkan penyakit di Kongo, istilahnya diubah menjadi demam berdarah Krimea-Kongo.
Sejauh ini, masih belum ada vaksin yang tersedia untuk melawan infeksi virus yang bisa menyebabkan kefatalan ini.
Adapun gejala demam berdarah Krimea-Kongo bisa muncul secara tiba-tiba, di antaranya termasuk:
Baca juga: Mengapa Nyamuk Demam Berdarah Merajalela di Musim Hujan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.