Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Terjadinya Proses Penuaan dalam Tubuh?

Kompas.com - 28/03/2022, 20:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Melansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi umum pada usia yang lebih tua termasuk pendengaran, katarak dan kelainan refraksi, nyeri punggung dan leher, osteoarthritis, penyakit paru obstruktif kronik, diabetes, depresi, dan demensia.

Seiring bertambahnya usia, seseorang cenderung mengalami beberapa kondisi tersebut pada saat yang bersamaan.

Usia yang lebih tua juga ditandai dengan munculnya beberapa kondisi kesehatan yang kompleks, yang biasa disebut sindrom geriatri.

Kondisi ini sering merupakan konsekuensi dari beberapa faktor yang mendasari, termasuk kelemahan, inkontinensia urine, jatuh, delirium, dan ulkus dekubitus.

Berikut ini yang terjadi pada setiap organ saat tubuh mengalami penuaan.

Baca juga: Studi Buktikan Puasa Dapat Meningkatkan Metabolisme dan Mencegah Penuaan

Sistem kardiovaskular

National Institue of Aging National Insitute Health menuliskan, penuaan merupakan faktor risiko utama untuk mengembangkan banyak penyakit kronis. Selain itu, banyak penyakit muncul untuk mempercepat proses penuaan, yang dimanifestasikan sebagai penurunan fungsi dan penurunan kualitas hidup.

Melansir laman Mayoclinic, perubahan paling umum dalam sistem kardiovaskular ,yaitu pengerasan pembuluh darah dan arteri, menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Otot-otot jantung berubah untuk menyesuaikan dengan beban kerja yang meningkat. Detak jantung saat istirahat akan sama, tapi tidak akan meningkat selama aktivitas seperti biasanya. Perubahan ini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular lainnya.

Untuk meningkatkan kesehatan jantung, dapat dilakukan beberapa langkah, seperti tetap beraktivitas fisik moderat secara teratur yang menjaga berat badan, mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok, mengelola stres dengan baik, dan mendapatkan tidur yang cukup.

Tulang, sendi, dan otot

Seiring bertambahnya usia, tulang cenderung menyusut dalam ukuran dan kepadatan, melemahkannya dan membuatnya lebih rentan patah, bahkan mungkin menjadi sedikit lebih pendek.

Otot umumnya kehilangan kekuatan, daya tahan. dan fleksibilitas. Kondisi ini mempengaruhi koordinasi, stabilitas, dan keseimbangan tubuh.

Untuk meningkatkan kesehatan tulang, sendi, dan otot, pastikan mendapatkan jumlah kalsium yang cukup, seperti setidaknya 1.000 mg kalsium setiap hari untuk orang dewasa.

Selain itu, pastikan kecukupan vitamin D, beraktivitas fisik dengan latihan beban, menghindari rokok, dan membatasi minuman beralkohol.

Baca juga: Ternyata Obesitas Merupakan Bentuk Penuaan Dini

Sistem pencernaan

Perubahan struktural terkait usia di usus besar dapat menyebabkan lebih banyak sembelit pada orang dewasa yang lebih tua.

Faktor lain yang berkontribusi termasuk kurang olahraga, tidak minum cukup cairan dan diet rendah serat.

Obat-obatan, seperti diuretik dan suplemen zat besi, dan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, juga dapat menyebabkan konstipasi.

Untuk mencegahnya, dapat mengonsumsi makanan sehat, tetap beraktivitas fisik, dan tidak menahan buang air besar yang terlalu lama.

Berat badan

Cara tubuh membakar kalori (metabolisme) melambat seiring bertambahnya usia. Jika mengurangi aktivitas seiring bertambahnya usia, tapi terus makan seperti biasanya, berat badan akan bertambah.

Untuk menjaga berat badan yang sehat, tetap aktif dan makan sehat.

Baca juga: Mengenal Kanker Tiroid, Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatannya

Kandung kemih dan saluran kemih

Kandung kemih mungkin menjadi kurang elastis seiring bertambahnya usia, sehingga kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering.

Melemahnya otot kandung kemih dan otot dasar panggul dapat menyulitkan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya atau menyebabkan kehilangan kontrol kandung kemih (inkontinensia urin).

Pada pria, prostat yang membesar atau meradang juga dapat menyebabkan sulit mengosongkan kandung kemih dan inkontinensia.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap inkontinensia termasuk kelebihan berat badan, kerusakan saraf akibat diabetes, obat-obatan tertentu, dan konsumsi kafein atau alkohol.

Untuk meningkatkan kesehatan kandung kemih dan saluran kemih, dapat dilakukan dengan membuang air kecil secara teratur, mempertahankan berat badan yang sehat, jangan merokok, latihan kegel, menghindari iritasi kandung kemih dengan membatasi makanan dan minuman, serta menghindari sembelit.

Baca juga: 5 Gejala Long Covid pada Anak yang Paling Sering Muncul

Memori dan ketrampilan

Otak mengalami perubahan seiring bertambahnya usia yang mungkin memiliki efek kecil pada memori atau keterampilan berpikir.

Misalnya, lansia yang sehat mungkin lupa nama atau kata yang sudah dikenal, atau mereka mungkin merasa lebih sulit untuk melakukan banyak tugas.

Untuk meningkatkan kesehatan kognitif, dapat dilakukan dengan tetap beraktivitas fisik, mengonsumsi makanan sehat, tetap aktif secara mental, bersosialisasi, mengobati penyakit kardiovaskular, dan berhenti merokok.

Mata dan telinga

Seiring bertambahnya usia, mungkin mengalami kesulitan untuk fokus pada objek yang dekat. Seseorang mungkin menjadi lebih sensitif terhadap silau dan kesulitan beradaptasi dengan tingkat cahaya yang berbeda.

Penuaan juga dapat mempengaruhi lensa mata Anda, menyebabkan penglihatan kabur (katarak).

Sementara itu, pendengaran juga mungkin berkurang, seperti mengalami kesulitan mendengar frekuensi tinggi atau mengikuti percakapan di ruangan yang ramai.

Untuk menjaga kesehatan mata dan telinga, dapat dilakukan dengan memeriksakan diri secara rutin dan mengambil tindakan pencegahan.

Baca juga: Tumbuh di Pegunungan Indonesia, Buah Arbei Ternyata Bisa Cegah Penuaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com