Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ular Boa Tak Tercekik saat Telan Mangsa Berukuran Besar, Apa Rahasianya?

Kompas.com - 25/03/2022, 19:33 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ular boa terkenal berburu dengan cara menyergap mangsanya, meremas hewan yang ditangkap sampai mati dengan melilitnya.

Akan tetapi pernahkah terpikir, bagaimana ular boa tak tercekik saat telan mangsa, serta bagaimana ular itu bisa menghindari meremas semua udara dari paru-parunya sendiri yang dapat mencekiknya ketika proses memakan mangsanya?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Biology (JEB), Kamis (24/3/2022) pun berhasil mengungkap rahasia tersebut.

Mengutip New Scientist, Jumat (25/3/2022) ternyata ular boa dapat dengan cepat menyesuaikan bagian tulang rusaknya yang digunakan untuk bernapas dengan cara memutar tulang rusuk secara selektif lebih jauh ke bawah tubuh.

Sehingga ketika seekor ular boa menangkap mangsa menggunakan bagian depan tubuhnya, boa kemudian akan menggunakan tulang rusuknya lebih jauh ke bawah tubuhnya untuk terus bernapas saat menghancurkan mangsa.

Baca juga: 5 Fakta Ular Boa, Salah Satu Ular Terpanjang di Dunia

Demikian pula, tulang rusuk ular boa yang lebih dekat ke kepala mangsa kemudian akan mengambil alih ketika tulang rusuk belakang sedang digunakan untuk menekan mangsa.

"Mereka tampaknya memiliki kontrol yang sangat halus atas segmen tubuh yang mereka gunakan untuk pernapasan. Ini menjelaskan bagaimana mereka menggunakan tulang rusuk ketika sedang melilit mangsa namun ular tak terluka," ungkap John Capano, peneliti dari Brown University, Rhode Island, Amerika Serikat.

Ular sendiri tak memiliki diafragma. Itu artinya mereka harus menggerakkan tulang rusuknya untuk menarik dan menghembuskan napas, meski mereka memiliki paru-paru sangat panjang yang secara harafiah seperti balon. Namun mereka tak dapat benar-benar bernapas.

Capano dan rekan-rekannya pun bertanya-tanya apakah paru-paru ular boa tersebut memang berperan dalam membantu boa bernapas selama proses membelit mangsa yang relatif lama.

Sebab menurut David Penning, asisten profesor biologi di Missouri Southern State University, yang tak terlibat dalam penelitian ini, konstriksi atau perilaku membelit sangat melelahkan dan hampir pasti membutuhkan oksigen yang tinggi, termasuk pada spesies ular boa.

Baca juga: Ular Kadut, Salah Satu Jenis Ular yang Banyak Ditemukan di Permukiman

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com