Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 3 Senjata Ukraina Lawan Rusia, Rudal Strela, NLAW, dan Drone TB-2 Bakraytar

Kompas.com - 15/03/2022, 18:30 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rusia dan Ukraina tengah terlibat dalam peperangan sejak Februari lalu. Perang membuat kondisi tidak kondusif, membuat warga Ukraina memilih mengungsi untuk menyelamatkan diri bersama keluarganya.

Perang telah menyebabkan korban jiwa, membuat bangunan-bangunan porak poranda dihantam serangan-serangan yang diluncurkan.

Adapun ragam alat tempur Rusia, dari tank, artileri, hingga helikopter telah tampil menonjol selama perang berlangsung.

Sementara itu, Ukraina memiliki tiga sistem senjata yang digunakan sejauh ini, yaitu rudal anti-udara Strela, senjata anti-tank NLAW, dan drone TB-2 Bakraytar. Bagaimana detailnya?

Baca juga: Dampak Invasi Rusia ke Ukraina, Misi Luar Angkasa Terkena Imbasnya

1. Rudal anti-udara Strela

Melansir Popular Science, bantuan sebanyak 2.700 rudal anti-udara Strela dikirimkan Jerman ke militer Ukraina. Pertama kali dikembangkan oleh Uni Soviet, senjata Strela sejenis dengan MANPADS atau sistem pertahanan udara portabel.

Senjata ini ditembakkan dari tabung yang dipasang di bahu. Rudah Strela pertama diterjunkan pada 1968, dan senjata tersebut diterjunkan oleh banyak militer yang bersekutu dengan Soviet, termasuk Jerman Timur dari 1949-1990.

Senjata yang diberikan Jerman kepada Ukraina berasal dari gudang senjata Jerman Timur, artinya senjata tersebut berusia 31 tahun.

Ada tiga jenis utama dari rudal Strela, dengan seluruhnya menggunakan sensor inframerah untuk melacak target.

Versi pertama Strela, Strela-2, menggunakan sensor inframerah untuk melacak mesin helikopter dan pesawat lainnya. Sedangkan, Strela 1 merupakan kendaraan yang tidak terkait dengan senjata anti-udara yang juga memulai debutnya pada 1968.

Baca juga: Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, yang Direbut Pasukan Rusia

Dikarenakan harus mencari mesin dan panasnya, rudal itu terutama digunakan untuk menembak bagian belakang pesawat, setelah mereka sudah melewati serangan-serangan. Namun, sensor ini mudah dikacaukan dengan suar, yang dapat dilepaskan oleh pesawat untuk mengarahkan rudal keluar jalur.

Adapun versi Strela-2M dan Strela 3 cukup canggih untuk membedakan antara mesin pesawat dan suar, juga dapat ditembakkan pada pesawat yang mendekat maupun melarikan diri.

Sebagai versi paling canggih, Strela 3 dapat menabrak pesawat pada ketinggian serendah 33 kaki atau sekitar 10 meter hingga setinggi 9.800 kaki atau hampir 3 kilometer; dan dari jarak sedekat 1.600 kaki (sekitar 500 meter) hingga 2,6 mil (lebih dari 4 kilometer).

Hal ini membuatnya menjadi senjata paling berguna melawan helikopter atau serangan jet terbang rendah, dan mungkin digunakan untuk melawan drone meskipun saat Strela dikembangkan, drone tempur militer modern belum dirilis.

Meski demikian, usia senjata yang cukup tua ini bisa diartikan bahwa baterai yang digunakan untuk menyalakan peluncur rudal mungkin telah terkuras dan terdegrasdasi sejak dibuat. Pada 2014, The New York Times melaporkan bahwa pemberontak yang menggunakan Strelas terpaksa mengisi ulang baterainya sendiri.

Baca juga: Pertama Kali, NASA Buka Sampel Tanah Bulan Setelah 50 Tahun Tersimpan

2. Senjata anti-tank NLAW

Pada 28 Februari 2022, Luksemburg, negara kecil Eropa barat dan anggota pendiri aliansi militer NATO, menyampaikan akan mengirimkan sebanyak 100 senjata anti-tank NLAW, jip, dan 15 tenda militer ke Ukraina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com