Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Peringatan Dini Potensi Cuaca Ekstrem | Ilmuwan Merekam Aktivitas Otak Menjelang Kematian | Antibodi Booster Vaksin Sinopharm Turun

Kompas.com - 25/02/2022, 07:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Indonesia diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Salah satu berita populer Sains sepanjang Kamis (24/2/2022), BMKG beri peringatan dini.

Peringatan dini cuaca ekstrem ini akan memberi dampak cuaca di antaranya seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi.

Berita populer lainnya, terkait studi yang dilakukan sekelompok ilmuwan yang berhasil merekam aktivitas otak manusia menjelang kematian.

Riset tersebut dilakukan pada seorang pasien berusia 87 tahun, yang menderita epilepsi dan mengalami serangan jantung.

Studi baru mengungkapkan antibodi dari booster vaksin Sinopharm turun setelah enam bulan. Dalam studi ini, peneliti juga mencatat bahwa pemberian dosis keempat vaksin Sinopharm tidak meningkatkan kekebalan yang signifikan terhadap Covid-19 varian Omicron.

Berita populer Sains lainnya, yakni penjelasan epidemiolog terkait karakter Covid-19 yang cenderung akan menjadi penyakit epidemi karena pola lonjakan kasus yang berulang.

Beberapa berita populer Sains ini telah dirangkum sebagai berikut.

Peringatan dini potensi cuaca ekstrem

Hingga hari ini, Jumat (25/2/2022), sejumlah daerah di Indonesia diprakirakan berpotensi mengalami cuaca ekstrem, dapat berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa peringatan dini cuaca ekstrem ini dapat terjadi berupa hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai angin kencang dan kilat atau petir.

Pemicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan ini cukup beragam.

Berikut daftar wilayah berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir hari ini, 25 Februari 2022.

Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua, Jambi, Kalimantan Selatan.

Untuk wilayah yang masuk dalam daftar kategori waspada potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau dan memberikan peringatan dini, serta diimbau mengantisipasi dan melakukan mitigasi terhadap risiko dampaknya, terutama bencana hidrometeorologi.

Selengkapnya berita populer Sains ini dapat disimak di sini.

Baca juga: BMKG: Peringatan Dini Potensi Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Aktivitas otak menjelang kematian

Para ilmuwan berhasil merekam dan menemukan aktivitas otak manusia menjelang kematian.

Dokter yang menangani sebelumnya telah memasang alat electroencephalography (EEG) untuk merekam dan memantau pasien.

Namun, kondisi pasien tersebut semakin memburuk dan pada akhirnya meninggal dunia saat perekaman ini berlangsung.

Atas persetujuan keluarga, rekaman aktivitas otak dari alat EEG milik pasien diteliti oleh para ilmuwan.

Untuk diketahui, osilasi saraf atau neural oscillations adalah pola aktivitas berirama yang terdapat di dalam otak, dan lebih dikenal sebagai gelombang otak.

Gelombang ini berhubungan dengan jenis osilasi gamma, yang terlibat dalam fungsi kognitif seperti pada saat berkonsentrasi, bermimpi, meditasi, pengambilan memori, pemrosesan informasi, serta persepsi sadar.

Lebih lengkap terkait berita populer Sains tentang aktivitas otak menjelang kematian, dapat disimak di sini.

Baca juga: Ilmuwan Berhasil Merekam Aktivitas Otak Menjelang Kematian, Apa Hasilnya?

Antibodi dari booster vaksin Sinopharm turun

Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa antibodi yang dipicu dari vaksin dosis ketiga atau booster Sinopharm turun setelah enam bulan usai penyuntikan.

Selain itu, peneliti juga mencatat, pemberian dosis keempat vaksin Sinopharm tidak meningkatkan kekebalan yang signifikan terhadap Covid-19 varian Omicron.

Studi pracetak yang dipublikasikan di jurnal medRxiv pada Senin (21/2/2022) lalu ini dilakukan oleh sejumlah peneliti di China.

Tim peneliti mengungkapkan imunisasi berulang menggunakan vaksin yang tidak aktif seperti Sinopharm sebagai vaksin booster keempat mungkin tidak ideal, dalam meningkatkan respons antibodi terhadap varian Omicron.

Menurut studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat ini, merekomendasikan pilihan vaksin berbasis protein atau vaksin mRNA mungkin bisa digunakan untuk meningkatkan antibodi lanjutan dalam melawan varian Omicron.

Berita populer Sains terkait efektivitas booster vaksin Sinopharm ini dapat dibaca di sini.

Baca juga: Studi: Antibodi dari Booster Vaksin Sinopharm Turun Setelah Enam Bulan

Karakter Covid-19 lebih ke arah epidemi

Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, karakter Covid-19 tampaknya tidak akan pernah menjadi endemi, dan berulang kali lonjakan kasusnya sebagai epidemi.

Hal ini disampaikan Dicky dalam update tinjauan epidemiologis pandemi Covid-19.

Infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini dinilai Dicky Budiman tidak akan pernah menjadi endemi, karena tren kasusnya justru menunjukkan potensi Covid-19 sebagai penyakit epidemi.

Endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu, misalnya penyakit malaria di Papua, dan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan frekuensi atau jumlah kasus yang rendah.

Sedangkan, epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut.

Selengkapnya, tinjauan epidemiolog terkait karakter Covid-19 menjadi penyakit epidemi ini dapat dibaca di sini.

Baca juga: Epidemiolog: Karakter Covid-19 Lebih ke Arah Epidemi karena Lonjakan Berulang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com