Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vitamin D Pertama Kali Diuji Coba pada Anak Anjing, Ini Sejarah Penemuannya

Kompas.com - 24/02/2022, 17:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vitamin D adalah salah satu suplemen yang selalu disarankan untuk meningkatkan kekebalan tubuh sejak pandemi Covid-19 merebak. Ada kisah unik dalam sejarah penemuan vitamin D ini, yakni pertama kalinya diujikan pada anjing.

Vitamin merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Salah satunya, vitamin D yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh, serta mencegah dari paparan virus penyebab penyakit.

Seperti yang diketahui, vitamin D banyak terdapat pada sinar matahari langsung, maupun berasal dari sumber makanan dan minuman. Vitamin D juga dibutuhkan agar tubuh bisa memetabolisme kalsium secara optimal.

Untuk diketahui, vitamin adalah senyawa yang dibutuhkan organisme untuk bertahan hidup dan tidak dapat mencukupi kebutuhannya sendiri.

Kendati vitamin D menjadi salah satu penemuan yang mengubah dunia, ternyata sejarah penemuannya tidak seperti yang dibayangkan. Bahkan, penemuan vitamin D sendiri terbilang aneh dan mengerikan.

Baca juga: Vitamin D dan Covid-19, Ini Perannya dalam Meningkatkan Imun Tubuh

Seperti dilansir dari The Washington Post, Kamis (12/5/2016) sejarah penemuan vitamin D dimulai dari penelitian yang dilakukan para ilmuwan yang melakukan percobaan pada anak anjing.

Fisik anak anjing dinilai serupa dengan tulang pada anak-anak yang menderita rakhitis.

Pada abad ke-19 rakhitis banyak terjadi karena banyak anak-anak yang terpaksa melakukan pekerjaan di dalam ruangan dan terpapar polusi pabrik. Kondisi ini membuat mereka jarang terkena sinar matahari.

Seiring berjalannya waktu, anak-anak di perkotaan mengembangkan kelainan bentuk tulang yang belum diketahui penyebabnya.

Pada tahun 1919, seorang ilmuwan asal Inggris, Edward Mellanby memulai penelitiannya tentang vitamin D pada anak anjing menggunakan pola makan orang-orang Skotlandia karena mereka memiliki insiden rakhitis tertinggi.

Baca juga: Kekurangan Vitamin D Berpotensi Sebabkan Keparahan pada Pasien Covid-19, Studi Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com