Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekor Cicak Putus Saat Terancam Bahaya, Bagaimana Mereka Melakukannya?

Kompas.com - 21/02/2022, 13:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mekanisme pertahanan diri untuk memotong atau mengamputasi anggota badan umum ditemukan pada hewan.

Mekanisme yang dikenal sebagai autotomi ini salah satunya dilakukan oleh cicak yang melepaskan ekornya untuk menghindari pemangsa.

Ekornya ini berfungsi sebagai pengalih perhatian pemangsa, karena itu dapat bergerak selama beberapa waktu setelah terlepas dari tubuh kadal.

Meski mekanisme tersebut sudah lama diketahui pada cicak, namun masih ada yang hingga kini belum dipahami oleh peneliti, yakni mekanisme pelepasan ekor cicak yang terjadi secara cepat itu.

Baca juga: Bagaimana Cicak Bisa Menempel di Dinding? Ini Penjelasannya

Untuk mengetahuinya, peneliti melakukan studi baru untuk mengamati dengan cermat semua bagian yang terlibat dalam pelepasan ekor dan membuat model fisik untuk meniru cara kerja proses tersebut.

Mengutip Phys, Minggu (20/2/2022) studi dilakukan dengan cara menarik ekor cicak cukup keras supaya mereka melepaskannya. Setelah itu, peneliti memotong tepi yang sobek dari ujung ekor untuk diperiksa dengan menggunakan mikroskop.

Peneliti menemukan, bahwa kedua ujungnya ditutupi dengan mikropilar berbentuk jamur.

Ujung setiap mikropilar ditutupi pori-pori nano yang digambarkan oleh peneliti bekerja seperti colokan yang masuk ke dalam soket. Jadi ketika cicak melepaskan ekornya, mereka menemukan sumbat ditarik dari soketnya.

Peneliti selanjutnya membangun model fisik ekor untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana semua bagian ekor itu bisa bekerja.

Hasilnya, peneliti menemukan ketika ditekan, memungkinkan bagian ekor tersebut merekat dengan kuat.

Tetapi ketika cicak memutar ekor dengan cara tertentu, bagian seperti colokan dan soket itu kemudian rusak sehingga ekor terlepas.

Baca juga: Cara Cicak Berkembang Biak

Mengutip IFL Science, memahami mekanisme pelepasan cepat ini dapat berguna bagi kehidupan manusia di masa depan.

Misalnya saja memberikan wawasan mengenai cangkok kulit dan penyembuhan luka, juga untuk robotika lunak dan bioprinting 3D.

"Autotomi terbukti menjadi alat bertahan hidup yang sukses di alam. Prevalensinya pada tumbuhan dan hewan memberikan keyakinan bahwa itu mungkin berguna untuk aplikasi ilmiah dan teknik," ungkap Animangsu Ghatak, penulis studi ini.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Science.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com