Dia menambahkan, nantinya sembilan pesawat ruang angkasa HelioSwarm akan terbang dalam jarak yang berdekatan satu sama lain saat mengorbit.
Sementara ini, misi HelioSwarm akan dikembangkan oleh Ames Research Center NASA dan diperkirakan menelan biaya sebesar 250 juta US dolar atau sekitar Rp. 3,5 triliun. Sementara untuk misi MUSE diperkirakan menelan biaya sebanyak 192 juta US dolar atau Rp. 2,7 triliun.
Hingga kini, NASA tidak mengumumkan kapan misi HelioSwarm atau misi MUSE akan segera diluncurkan.
Namun, pihaknya menjadwalkan misi untuk mengamati badai matahari itu harus siap diluncurkan pada Februari 2026 mendatang.
Sebagai informasi, matahari mulai memasuki fase aktifnya yang melepaskan massa korona, mengirimkan partikel bermuatan energi serta radiasi yang dikenal sebagai fenomena badai matahari, dan memicu badai geomagnetik di Bumi.
Baca juga: Badai Matahari Menerjang Bumi, Sebabkan Kekacauan Sinyal Radio di Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.