Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Gurun Pasir Terluas di Dunia, Luasnya Mencakup 11 Negara

Kompas.com - 27/01/2022, 10:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sahara adalah gurun pasir terluas di dunia dan gurun terbesar ketiga setelah Antartika dan Arktik, yang keduanya merupakan gurun dingin. 

Sahara, dengan luas 9,4 juta km persegi, termasuk salah satu lingkungan paling ekstrem di Bumi.

Ukuran Sahara yang sangat luas ini mencakup hampir sepertiga dari benua Afrika, seukuran dengan Amerika Serikat, termasuk wilayah Alaska dan Hawaii. 

Dilansir dari Live Science, berikut adalah fakta-fakta Gurun Sahara, gurun pasir terluas di dunia.

Letak geografis

Sahara berbatasan dengan Samudra Atlantik di barat, Laut Merah di timur, Laut Mediterania di utara, dan Sahel Savannah di selatan. 

Baca juga: Fenomena Salju di Gurun Sahara, Ahli Jelaskan Penyebabnya

Gurun besar ini membentang di 11 negara, dimulai dari Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Sahara Barat, Sudan, hingga Tunisia.

Gurun Sahara memiliki berbagai fitur daratan, tetapi yang paling terkenal adalah padang pasir. 

Bukit pasir Sahara bisa mencapai hampir 183 meter, tetapi ini hanya menutupi sekitar 15 persen dari seluruh gurun. 

Fitur topografi selain bukit pasir adalah pegunungan, dataran tinggi, dataran berpasir dan kerikil, dataran garam, dan cekungan. 

Meskipun air langka di seluruh wilayahnya a, Sahara memiliki dua sungai permanen, yakni Nil dan Niger, serta setidaknya 20 danau musiman dan akuifer besar, yang merupakan sumber utama air di lebih dari 90 oasis gurun utama.

Baca juga: Satu Dekade Jadi Teka-teki, Ahli Ungkap Misteri Potongan Kaca Berserak di Gurun Atacama

Tumbuhan dan hewan di Gurun Sahara

Terlepas dari kondisi gurun yang ekstrem dan gersang, beberapa tanaman dan hewan menjadikan wilayah Sahara sebagai habitat mereka. 

Ada sekitar 500 spesies tumbuhan, 70 spesies mamalia, 90 spesies burung, dan 100 spesies reptil yang hidup di Sahara.

Beberapa spesies laba-laba, kalajengking, dan artropoda kecil lainnya juga ditemukan hidup di Sahara.

Unta adalah salah satu hewan paling ikonik di Sahara. Mamalia besar ini berasal dari Amerika Utara hingga akhirnya berhasil melintasi Tanah Genting Bering antara 3 dan 5 juta tahun yang lalu. 

Unta didomestikasi sekitar 3.000 tahun yang lalu di Semenanjung Arab Tenggara dan dimanfaatkan untuk transportasi di padang pasir.

Baca juga: Mengenal Ular Viper Bertanduk, Ular Berbisa dari Gurun

Unta, yang juga dikenal sebagai "kapal gurun", dapat beradaptasi dengan baik untuk lingkungan yang panas dan gersang.

Punuk di punggung unta menyimpan lemak yang dapat digunakan sebagai cadangan energi dan hidrasi di antara waktu makan. 

Unta menyimpan energi dengan sangat efisien sehingga mereka dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa air dan beberapa bulan tanpa makanan.

Selain unta, penghuni Gurun Sahara lainnya adalah berbagai rusa, addax (sejenis antelop), cheetah, caracal, rubah gurun, dan anjing liar.

Beberapa spesies reptil juga berkembang biak di lingkungan gurun, termasuk beberapa spesies ular, kadal, dan buaya di tempat-tempat yang memiliki cukup air.

Baca juga: Lembah Gurun di Perbatasan Arizona dan Meksiko Ini Rumah bagi 500 Spesies Lebah

Sementara itu, spesies tanaman di Sahara telah beradaptasi dengan kondisi kering, dengan akar yang mencapai jauh di bawah tanah untuk menemukan sumber air yang terkubur dan daun yang berduri yang meminimalkan hilangnya kelembaban. 

Bagian gurun yang paling gersang tidak memiliki kehidupan tanaman, tetapi daerah oasis, seperti Lembah Nil, ditumbuhi berbagai macam tanaman, termasuk pohon zaitun, pohon kurma, dan berbagai semak belukar serta rerumputan.

Iklim Gurun Sahara

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada tahun 2019, Sahara berganti dari gurun yang kering dan tidak ramah dan oasis hijau subur setiap 20.000 tahun.

Peneliti menemukan bahwa siklus antara Sahara kering dan hijau berhubungan dengan sedikit perubahan pada kemiringan sumbu Bumi, yang juga mendorong aktivitas monsun.

Ketika sumbu Bumi memiringkan Belahan Bumi Utara hanya satu derajat lebih dekat ke matahari, Sahara mendapatkan lebih banyak sinar matahari, yang meningkatkan hujan monsun sehingga mendukung lanskap hijau subur di Sahara.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Era Jurassic Ditemukan di Gurun Atacama, Dijuluki Si Naga Terbang

Para arkeolog juga menemukan lukisan gua dan batu prasejarah dan sisa-sisa arkeologi lainnya yang menjelaskan gambaran kehidupan di Sahara yang dulunya hijau. 

Potongan tembikar menunjukkan bahwa sekitar 7.000 tahun yang lalu, penggembala kuno memelihara ternak dan memanen tanaman di tempat yang sekarang menjadi gurun yang gersang.

Meski demikian, selama 2.000 tahun terakhir, iklim Gurun Sahara tercatat cukup stabil. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com