Dalam perhitungan skenario terburuk getaran akibat guncangan gempa Banten, ternyata nilai tertarget yaitu sebesar 375 gals dari hasil plot aplikasi Peta Gempa untuk wilayah Balai Kota Jakarta Pusat.
"Nilai ancaman tersebut berkorelasi dengan latar belakang kondisi geologi Jakarta yang semakin ke utara semakin tebal bentuk endapannya (sedimen), yang merupakan hasil pembentukan dari endapan pantai, rawa dan sungai," jelasnya.
Ia menegaskan, dari fakta kejadian gempa Banten pada 14 Januari 2022 di selatan Banten, maka peninjauan kembali akan perlunya update kondisi informasi ketahanan gedung yang ada wilayah DKI dengan melakukan assessment menjadi hal yang harus dilakukan.
Baca juga: Gempa Banten Berpusat di Laut, Ini Sejarah Gempa dan Tsunami Selat Sunda
"Pemerintah daerah dengan pergub yang sudah dimiliki dapat diimplementasikan melalui BPBD dan Dinas Cipta Karya untuk melakukan mulai dari cara dan pedoman evakuasi sampai pengukuran kondisi gedung eksisting," ujarnya.
Melihat beberapa fakta hasil analisis yang ada, BMKG merekomendasikan bahwa berbagai pihak terkait perlu untuk menyiapkan rumusan penyediaan implementasi perda terhadap pelaksanaan perencanaan pembangunan untuk dapat diberikan SLF (Sertifikat Laik Fungsi) bagi bangunan gedung yang telah dilakukan asesmen.
Serta, perlu juga kebijakan perhatian untuk gedung-gedung di bawah 8 lantai yang pembangunannya tidak melalui Tim Ahli Bangunan dan Gedung (TABG) dalam proses penerbitan IMB.
Baca juga: Gempa Banten Hari Ini Sudah 32 Kali Susulan, Ini Penjelasan BMKG
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.