Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC Sebut Kasus Kematian Covid-19 Tertinggi di AS Disebabkan Varian Delta

Kompas.com - 13/01/2022, 20:30 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber NBC News

KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengungkapkan, bahwa dari data yang dilaporkan sejauh ini kasus kematian akibat Covid-19 didominasi varian Delta.

Hal itu disampaikan oleh direktur CDC, Dr Rochelle Walensky.

"Pejabat kesehatan masyarakat akan memantau (kasus) kematian selama beberapa pekan ke depan untuk melihat dampak Omicron terhadap kasus kematian," ujar Walenksy dilansir dari NBC News, Kamis (13/1/2022).

Meskipun varian Omicron baru-baru ini menjadi strain virus corona dominan di Amerika Serikat, Walensky berkata kasus kematian Covid-19 tertinggi disebabkan gelombang infeksi dari varian Delta.

"Mengingat banyaknya kasus, kita mungkin melihat kematian dari Omicron, tapi saya menduga (kasus) kematian yang kita lihat sekarang masih dari Delta," lanjutnya.

Baca juga: Varian Iota Virus Corona New York Tingkatkan Risiko Kematian Covid-19, Studi Jelaskan

 

Menurut dia, kasus kematian Covid-19 di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir telah mencapai 1.600 kasus per hari dan meningkat sebanyak 40 persen dari pekan sebelumnya.

Berdasarkan data CDC, varian B.1.1.529 itu kini menyumbang sekitar 98,3 persen dari keseluruhan kasus baru Covid-19.

Sebuah studi yang menganalisis data dari Kaiser Permanente Southern California, menemukan bahwa varian Omicron tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian sebelumnya.

Para peneliti mengamati hampir 70.000 pasien Covid-19 di California, yang sebagian besar menderita terpapar varian Omicron.

Studi tentang varian Delta penyebab kematian Covid-19 tertinggi di Amerika Serikat ini, telah dikirimkan ke jurnal medRxiv dan belum ditinjau sejawat tersebut.

 

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 Dihapus, Epidemiolog: Bukan Hanya Salah, Ini Berbahaya

 

Dalam studi ini juga menunjukkan, infeksi varian Omicron cenderung menyebabkan durasi rawat inap yang lebih singkat.

Mengutip penelitian tersebut, Walensky mengatakan laporan mengenai Omicron yang menyebabkan penyakit lebih ringan itu tetap konsisten dengan data dari Afrika Selatan dan Inggris.

"Risiko rawat inap tetap rendah, terutama di antara orang-orang yang sudah divaksin Covid-19. Namun, peningkatan kasus yang meningkat, lebih dari 1 juta kasus baru setiap hari, telah menyebabkan jumlah total rawat inap yang tinggi," kata Walensky.

Di samping mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin Covid-19, dia juga meminta untuk tetap menggunakan masker jika berada di tempat umum untuk mencegah penularan virus.

"Peningkatan kasus yang tiba-tiba dan signifikan karena Omicron mengakibatkan jumlah kasus harian yang belum pernah terjadi sebelumnya, penyakit, ketidakhadiran (staf medis), dan tekanan pada sistem perawatan kesehatan kita," sambung dia.

Dia mengatakan CDC sedang mempersiapkan pembaruan ke situs web-nya tentang penggunaan jenis masker, dan mencatat bahwa masker yang berbeda akan memberikan tingkat perlindungan yang berbeda pula.

Baca juga: 2,2 Juta Kematian Covid-19 Terjadi Negara yang Warganya Kegemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com