Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Rawat Inap akibat Omicron Lebih Singkat Dibanding Varian Lain

Kompas.com - 13/01/2022, 16:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah temuan awal di Amerika Serikat terhadap hampir 70.000 pasien Covid-19 menunjukkan, Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan dibandingkan varian virus corona lainnya.

Penelitian ini sejalan dengan temuan serupa dari Afrika Selatan, Inggris, dan Denmark, serta sejumlah eksperimen pada hewan.

Diwartawakan The New York Times, dibandingkan dengan varian Delta, setengah dari orang yang terpapar Omicron mungkin dirawat di rumah sakit.

Namun, sekitar 75 persen lebih kecil kemungkinannya membutuhkan perawatan intensif dan 90 persen lebih kecil kemungkinan meninggal dunia, dibandingkan varian Delta.

Adapun dari sekitar 50.000 orang yang terinfeksi Omicron, tak ada yang menggunakan ventilator.

Masa rawat inap di rumah sakit akibat infeksi Omicron berlangsung selama rata-rata 1,5 hari, dibandingkan varian Delta yang membutuhkan waktu sekitar lima hari. Sementara sebanyak 90 persen pasien Omicron yang dirawat, akan dipulangkan dalam tiga hari atau kurang dari itu.

Baca juga: Pasien Omicron Tanpa Gejala Lebih Tinggi dari Varian Sebelumnya, Studi Jelaskan

Studi dilakukan oleh para peneliti dari Universitas California, Berkeleu, Kaiser Permanente dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Analisis dilakukan menggunakan data dari sistem rumah sakit Kaiser Permanente Southern California, yang melayani sekitar 4,7 juta orang pada 1 Desember 2021-2 Januari 2022, saat varian Delta dan Omicron beredar luas.

Temuan didasarkan pada akumulasi penelitian tingkat populasi dari negara-negara termasuk Afrika Selatan dan Inggris, serta pengujian berbasis hewan dan sel, yang menemukan bahwa Omicron bereplikasi lebih baik di saluran udara bagian atas dibandingkan paru-paru.

“Studi ini mengontrol parameter kunci penting seperti usia, jenis kelamin, riwayat infeksi Covid-19, vaksinasi, dan komorbiditas,” ujar Direktur CDC Rochelle Walensku dikutip dari NDTV, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Kemenkes Akan Mengarahkan Pasien Omicron untuk Dirawat di Rumah

Hasilnya menunjukkan, varian Omicron kurang menyebabkan penyakit parah dibandingkan Delta, dan penurunan yang diamati pada kasus parah bukan hanya hasil dari lebih banyak orang yang divaksinasi dan terinfeksi Covid-19 dari waktu ke waktu.

Penelitian mencatat penurunan kemanjuran vaksin terhadap infeksi Omicron, termasuk perlindungan berkelanjutan yang substansial terhadap hasil yang parah.

Kendati begitu, penularan ekstrem omicron masih meregangkan sistem perawatan kesehatan AS, yang sudah terlalu lama dan para pekerja kesehatan merasa kelelahan.

Omicron mempunyai tingkat efisiensi transmisibilitas yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com