KOMPAS.com - Kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas mulai kembali dilakukan. Kegiatan belajar mengajar secara langsung di tengah pandemi Covid-19 telah membuat para orangtua harap-harap cemas.
Terkait dengan ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan sejumlah rekomendasi terkait pembelajaran tatap muka untuk anak sekolah.
Ketua Umum IDAI dr Pimprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan, rekomendasi dikeluarkan dengan mempertimbangkan beberapa pengalaman yang terjadi sebelumnya.
“Setiap habis libur maka kasus Covid-19 anak meningkat,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Risiko Varian Omicron pada Anak, Rawat Inap Covid Anak Meningkat di AS
Selain ditemukan varian Omicron di Indonesia, lanjut dia, data di Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Afrika menunjukkan adanya peningkatan kasus corona pada anak dalam beberapa minggu terakhir.
“Yang mana sebagian besar kasus anak yang sakit adalah anak yang belum mendapat imunitas Covid-19,” kata Piprim.
1. Guru dan petugas sekolah
Untuk membuka pembelajaran tatap muka, seluruh guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
2. Anak vaksin lengkap
Anak yang diizinkan masuk sekolah yaitu anak yang telah diimuniasi Covid-19 lengkap (dua kali) dan tanpa komorbid.
3. Sekolah harus patuh pada protokol kesehatan
Fokus utama protokol kesehatan yang wajib dipatuhi sekolah antara lain:
Baca juga: Anak Alami KIPI Usai Vaksin Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?
4. Anak usia 12-18 tahun
Untuk kategori anak usia 12-18 tahun, direkomendasikan sebagai berikut:
a. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi
b. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi berikut:
5. Anak usia 6-11 tahun
Untuk kategori usia ini, direkomendasikan sebagai berikut:
a. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi berikut:
b. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen daring, 50 persen luring outdoor) dikarenakan
Baca juga: IDAI Setujui Vaksin Coronavac untuk Anak Usia 6-11 Tahun
6. Anak usia di bawah 6 tahun
Untuk kategori anak berusia di bawah 6 tahun, maka direkomendasikan:
a. Sekolah pembelajaran tatap muka belum dianjurkan sampai dinyatakan tidak ada kasus baru Covid-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru.
b. Sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor atar luar ruang.
c. Sekolah dan orangtua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti:
Untuk rekomendasi bermain dapat mengutip dari rekomendasi permainan anak sesuai rekomendasi IDAI.
7. Anak komorbid
Bagi anak dengan komorbiditas atau penyakit penyerta, dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak.
Adapun komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.
Baca juga: Mitos dan Fakta tentang Vaksin Covid-19 untuk Anak Menurut CDC
8. Dua minggu setelah imunisasi
Anak dianggap telah mendapatkan perlindungan dari imunisasi Covid-19 jika sudah mendapatkan dua dosis lengkap dan proteksi dinyatakan cukup setelah 2 minggu pasca penyuntikan imunisasi terakhir.
9. Anak usia 6 tahun ke atas diimbau segera melengkapi imunisasi rutin.
10. Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua dan keluarga untuk memilih pembelajaran tatap muka atau daring, tidak boleh ada paksaan.
11. Untuk anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.
12. Rekomendasi lengkap terkait protokol kesehatan dan proses mitigasi merujuk rekomendasi IDAI sebelumnya.
13. Keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru Covid-19 di sekolah atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.