Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Tatap Muka Kembali Berlangsung, Ini 13 Rekomendasi IDAI

Kompas.com - 03/01/2022, 11:05 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kegiatan pembelajaran tatap muka secara terbatas mulai kembali dilakukan. Kegiatan belajar mengajar secara langsung di tengah pandemi Covid-19 telah membuat para orangtua harap-harap cemas.

Terkait dengan ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan sejumlah rekomendasi terkait pembelajaran tatap muka untuk anak sekolah.

Ketua Umum IDAI dr Pimprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan, rekomendasi dikeluarkan dengan mempertimbangkan beberapa pengalaman yang terjadi sebelumnya.

“Setiap habis libur maka kasus Covid-19 anak meningkat,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Risiko Varian Omicron pada Anak, Rawat Inap Covid Anak Meningkat di AS

Selain ditemukan varian Omicron di Indonesia, lanjut dia, data di Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Afrika menunjukkan adanya peningkatan kasus corona pada anak dalam beberapa minggu terakhir.

“Yang mana sebagian besar kasus anak yang sakit adalah anak yang belum mendapat imunitas Covid-19,” kata Piprim.

Bagaimana rekomendasinya?

1. Guru dan petugas sekolah

Untuk membuka pembelajaran tatap muka, seluruh guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

2. Anak vaksin lengkap

Anak yang diizinkan masuk sekolah yaitu anak yang telah diimuniasi Covid-19 lengkap (dua kali) dan tanpa komorbid.

3. Sekolah harus patuh pada protokol kesehatan

Fokus utama protokol kesehatan yang wajib dipatuhi sekolah antara lain:

  • Penggunaan masker wajib untuk semua orang yang ada di lingkungan sekolah
  • Ketersediaan fasilitas cuci tangan
  • Menjaga jarak
  • Tidak makan bersamaan
  • Memastikan sirkulasi udara terjaga
  • Mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah, dan keluarganya yang memiliki gejala suspek Covid-19.

Baca juga: Anak Alami KIPI Usai Vaksin Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

4. Anak usia 12-18 tahun

Untuk kategori anak usia 12-18 tahun, direkomendasikan sebagai berikut:

a. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi

  • Tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut
  • Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut

b. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi berikut:

  • Masih ditemukan kasus Covid-19 tetapi positivity rate dibawah 8 persen
  • Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, Anak, guru, dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 100 persen.

5. Anak usia 6-11 tahun

Untuk kategori usia ini, direkomendasikan sebagai berikut:

a. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi berikut:

  • Tidak adanya peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut
  • Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.

b. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen daring, 50 persen luring outdoor) dikarenakan

  • Masih ditemukan kasus Covid-19, tapi positivity rate di bawah 8 persen
  • Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan
  • Fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, pusat olahraga, ruang publik terpadu ramah anak.

Baca juga: IDAI Setujui Vaksin Coronavac untuk Anak Usia 6-11 Tahun

 

6. Anak usia di bawah 6 tahun

Untuk kategori anak berusia di bawah 6 tahun, maka direkomendasikan:

a. Sekolah pembelajaran tatap muka belum dianjurkan sampai dinyatakan tidak ada kasus baru Covid-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru.

b. Sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor atar luar ruang.

c. Sekolah dan orangtua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti:

  • Mengaktifkan permainan daerah di rumah
  • Melakukan pembelajaran outdoor mandiri di tempat terbuka masing-masing keluarga dengan modul yang diarahkan sekolah seperti aktivitas berkebun, eksplorasi alam dan lain sebagainya.

Untuk rekomendasi bermain dapat mengutip dari rekomendasi permainan anak sesuai rekomendasi IDAI.

7. Anak komorbid

Bagi anak dengan komorbiditas atau penyakit penyerta, dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak.

Adapun komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.

Baca juga: Mitos dan Fakta tentang Vaksin Covid-19 untuk Anak Menurut CDC

8. Dua minggu setelah imunisasi

Anak dianggap telah mendapatkan perlindungan dari imunisasi Covid-19 jika sudah mendapatkan dua dosis lengkap dan proteksi dinyatakan cukup setelah 2 minggu pasca penyuntikan imunisasi terakhir.

9. Anak usia 6 tahun ke atas diimbau segera melengkapi imunisasi rutin.

10. Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua dan keluarga untuk memilih pembelajaran tatap muka atau daring, tidak boleh ada paksaan.

11. Untuk anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.

12. Rekomendasi lengkap terkait protokol kesehatan dan proses mitigasi merujuk rekomendasi IDAI sebelumnya.

13. Keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru Covid-19 di sekolah atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com