Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Syuting TMTM di Posko Bencana, Ini Akar Masalah Sinetron Indonesia

Kompas.com - 24/12/2021, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah produksi sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda atau yang biasa disebut TMTM, Verona Pictures, menyampaikan permintaan maaf perihal kegiatan syuting yang dilakukan timnya di posko bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Permintaan maaf itu disampaikan usai video yang merekam suasana syuting sinetron viral di media sosial dan menimbulkan polemik.

Ada warganet yang menilai bahwa kegiatan itu tidak tepat tempat dan situasi, dan ada juga yang membanding-bandingkannya dengan drama korea, khususnya Descendant of the Sun.

Menyangkut polemik tentang sinetron di Indonesia, apa sebenarnya akar masalahnya sinetron di Indonesia?

Baca juga: Syuting Sinetron di Posko Bencana Erupsi Semeru, Sosiolog Sebut Kurang Pantas

Hal ini dijawab oleh pakar media dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nina Widyawati saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

Sebelum menjelaskan akar masalahnya, Nina pun mengingatkan bahwa kita semua harus paham apa itu sinetron dalam konteks ideologi.

Sinetron atau soap opera adalah genre film televisi yang sarat dengan ideologi dan stereotipe yang berkaitan dengan perempuan, keluarga, serta perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. 

Tayangan sinetron umumnya mengikuti pola kehidupan masyarakat, dia ada untuk mengisi hari hari dan jam yang penontonnya terutama perempuan dan anak. 

Sinetron juga dapat dilihat sepanjang hari, dari pagi hingga malam, dengan berganti judul atau pengulangan dari episode-episode terdahulu.

"Soap opera (sinetron) dalam satu konteks tertentu memberi gambaran atau menunjukkan diskursus tentang perubahan sosial atau masalah sosial yang terjadi di masyarakat," kata Nina.

Baca juga: Squid Game Jadi Tontonan Terpopuler di Dunia, Sinetron Indonesia Bisakah Mendunia?

Berikut adalah tiga akar permasalahan yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sinetron Indonesia:

1. Sinetron harus punya inti cerita

Tidak dapat dimungkiri bahwa pada saat ini, drama korea (drakor) tengah digandrungi masyarakat Asia, termasuk Indonesia.

Pasalnya, film berseri atau drakor yang layaknya sinetron bagi masyarakat Indonesia, dikemas dengan apik dan memainkan peran penting untuk memberikan efek pengaruh sebagai sarana hiburan, edukasi dengan pesan moral yang bijak, dan ajang promosi makanan serta budaya Korea Selatan.

 

Melihat fenomena ini, Nina pun menegaskan bahwa seharusnya inti dari film berseri atau sinetron haruslah penuh dengan kompleksitas hubungan dan identitas jender, bukan sekedar cerita percintaan dan konflik laki-laki vs perempuan, yang memojokkan identitas tertentu, seperti janda, anak yatim dan sebagainya.

Artinya, sebuah sinetron harusnya memiliki inti cerita yang kuat dengan pemikiran dan juga detail yang menarik dan masuk akal.

Baca juga: Sinetron Indonesia, Degradasi atau Terkubur dalam Lumpur?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com