Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syuting Sinetron di Posko Bencana Erupsi Semeru, Sosiolog Sebut Kurang Pantas

Kompas.com - 23/12/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah produksi sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda, Verona Pictures dibanjiri kritikan netizen usai melakukan syuting di lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Banyak video yang merekam suasana syuting sinetron yang dilakukan di lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru tersebut, yang kemudian diunggah di berbagai pltaform media sosial dilengkapi dengan cuitan kritik terhadap kegiatan yang dilakukan itu.

Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun TikTok @rayyanagungii. Dalam video unggahannya itu, ia menuliskan caption yang mempertanyakan apakah betul tim rumah produksi tersebut mendapatkan izin syuting sinetron di daerah pengungsian korban bencana erupsi Semeru.

Baca juga: 4 Gunung Berapi di Indonesia dengan Status Siaga 3 Saat Ini, Termasuk Semeru

Ia bahkan menambahkan, apa tidak sekalian syuting di puncak Gunung Semeru saja.

"Apa tidak bisa, kalian misalnya shooting sinetron menunggu kami benar-benar sudah pulih dan hilang trauma akibat letusan Gunung Semeru??.Di mana rasa empatimu??" tulis Rayyanagungll, dalam unggahannya, Rabu (22/12/2021).

Unggahan yang disukai oleh 21.400 itu pun dibanjiri komentar dari netizen. Banyak netizen yang menganggap bahwa tindakan syuting di posko pengungsian itu kurang tepat, tetapi sebagian lainnya juga mendukung karena bentuk menghibur para pengungsi.

"Ya Allah,, aku pernah mengalami di tenda pengungsian selama setahunan. saat gempa lombok.. emang menurutku nggak etis sih, orang lagi berduka.mereka malah," tulis akun @Zainajayadi.

Hal ini juga ditambahkan oleh akun lainnya @oksutraindonesia.

"Walaupun dia nyumbang kayaknya ga banget deh shoting di waktu yg ga tepat, ini sih menurut gua ya gatu deh menurut kalian."

Namun di sisi lain, ada juga netizen yang justru menganggapnya sebagai hiburan.

Seperti akun @debyariady yang menilai kegiatan syuting di posko pengungsian ini sebagai suatu tindakan yang menghibur.

"Kalo aku sih mungkin seneng karena ngehibur juga, malah kalo sepi takut."

"Itu bisa menghibur warga yang terdampak," tulis akun @tasya9116

Dengan ragamnya reaksi dan komentar dari netizen terkait tim produksi yang melakukan syuting di posko pengungsian Gunung Semeru ini, apakah ini hal yang wajar dan seperti apa kita harus melihat kejadian itu?

Terkait persoalan ini, Sosiolog Universitas Padjajaran Yusar Muljadji angkat bicara.

Menurut Yusar, sebelum menanggapi perkara syuting di posko pengungsian, jika dicermati, warganet di Indonesia memang sangat cepat bereaksi terhadap suatu peristiwa, mulai dari halnya trivia hingga peristiwa yang serius.

"Jadi saya pikir wajar jika peristiwa syuting di lokasi bencana menjadi sangat viral, terutama jika melihat karakteristik warganet seperti demikian," kata Yusar kepada Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

Syuting sinetron di posko bencana kurang pantas

Lalu jika menelisik mengenai pengambilan gambar di lokasi bencana untuk sebuah sinetron, kata Yusar, tentunya bisa ditinjau dari sisi kepantasan.

"Beberapa berita mengatakan bahwa para pengungsi turut senang lokasi pengungsiannya dijadikan lokasi pengambilan gambar, artinya menjadi hiburan bagi mereka," kata dia.

Bisa saja, para pengungsi ketika proses kegiatan syuting itu terjadi juga diringankan bebannya, karena adanya bantuan dari para aktor atau aktris serta staf pengambilan gambar yang hadir di lokasi posko pengungsian mereka.

Apalagi, diduga pengambilan gambar atau syuting yang dilakukan saat itu memang telah mendapatkan izin dari instansi terkait yang berwenang.

"Namun kembali pada kepantasannya, saya kira kurang pantas untuk melakukan pengambilan gambar di lokasi pengungsian, sebab akan mengakibatkan beberapa tanggapan miring," ucap dia.

Adapun Yusar menyebutkan berikut beberapa tanggapan miring yang mungkin bisa muncul akibat pengambilan gambar atau syuting di lokasi posko kebencanaan seperti itu.

1. Eksploitasi penderitaan

2. Nebeng atau numpang populer, karena bencana Semeru sedang ramai diberitakan

3. Kurang memiliki kepedulian sosial; dan terutama

4. tidak etis

"Tanggapan-tanggapan miring tersebut saya khawatirkan akan berdampak yang tidak baik bagi lingkup sinetron tersebut (aktor/aktris, rumah produksi, rating, dan lain sebagainya)," jelasnya.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi Lagi, Relawan dan Warga Diminta Jauhi Radius 5 KM dari Bukaan Kawah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com