Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Musnah, Bangsa Viking Lakukan Ritual Penyiksaan yang Mengerikan

Kompas.com - 23/12/2021, 12:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ritual elang darah (blood eagle ritual) telah disorot sepanjang sejarah sebagai contoh kebrutalan dan kekejaman bangsa Viking.

Ritual tersebut tergambar dalam puisi epik dan kisah-kisah yang diturunkan dari Abad Pertengahan.

Namun apakah cerita bangsa Viking lakukan ritual penyiksaan itu benar-benar ada atau hanya sekadar bumbu-bumbu yang ditambahkan melalui puisi selama berabad-abad?

Mengutip Phys, Rabu (22/12/2021) ritual tersebut dilakukan dengan cara memisahkan tulang rusuk korban dari tulang belakang mereka untuk melambangkan sayap elang.

Selanjutnya para Viking akan menggantung paru-paru ketika korban masih dalam kondisi hidup.

Baca juga: Bangsa Viking Lebih Dulu Menghuni Amerika Sebelum Columbus Datang

 

Tetapi selama beberapa dekade, sejarawan masih memperdebatkan keaslian cerita ritual mengerikan tentang kekejaman bangsa Viking sebelum mereka musnah.

Kini, tim peneliti termasuk ahli anatomi dari Universitas Keele melakukan studi untuk mengetahui apakah mungkin ritual memang dilakukan seperti yang selama ini diceritakan.

Dalam studinya, peneliti melakukan simulasi menggunakan perangkat lunak anatomi modern canggih yang dikombinasikan dengan penilaian ulang cerita, serta catatan sejarah mengenai bagaimana ritual itu dilakukan.

Untuk mensimulasikan ritual penyiksaan bangsa Viking, peneliti juga melakukan analisis baru tentang bagaimana masyarakat Nordik Abad Pertengahan awal menggunakan perilaku kekerasan.

Baca juga: Lebih dari Seribu Tahun Terkubur, Kapal Milik Bangsa Viking Digali

Ilustrasi bangsa Viking. Studi baru mengungkap keturunan orang Viking tidak hanya dari Skandinavia, tetapi secara genetik juga berasal dari Eropa Selatan dan Asia.SHUTTERSTOCK/Nejron Photo Ilustrasi bangsa Viking. Studi baru mengungkap keturunan orang Viking tidak hanya dari Skandinavia, tetapi secara genetik juga berasal dari Eropa Selatan dan Asia.

Analisis mereka menemukan bahwa ritual elang darah sangat mungkin dilakukan seperti yang dijelaskan dalam cerita awal Abad Pertengahan.

Sementara analisis ulang terhadap konteks budaya menunjukkan pula meski ritual tersebut ekstrem tetapi tak bertentangan dengan kebiasaan sosial kala itu.

Temuan ini pun memberikan kontribusi penting untuk studi masyarakat awal Abad Pertengahan.

"Bekerja dengan ahli anatomi dalam studi ini sangat menarik. Mereka memberikan perspektif baru mengenai ritual elang darah yang telah lama menjadi pertanyaan," ungkap Luke John Murphy, penulis utama studi.

Baca juga: Asal-usul Cacar Terlacak, Pernah Menimpa Orang Viking 1.400 Tahun Lalu

 

Mengutip Smithsonian, peneliti juga berhasil menemukan untuk melakukan ritual tersebut orang Viking menggunakan tombak dengan kait dangkal untuk mengeluarkan tulang rusuk daru tulang belakang.

Hal tersebut akan menyebabkan korban meninggal dengan cepat karena mati lemas atau kehilangan darah.

Bahkan jika ritual itu dilakukan dengan hati-hati, hampir dipastikan meninggal terlebih dahulu sebelum ritual bisa diselesaikan.

Matthew Gillis, sejarawan di University of Tennessee menyebut kalau kekerasan yang dilakukan bangsa Viking itu merupakan cara untuk menarik garis batas di antara kelompok serta memperingatkan orang luar tentang bahaya melintasi batas mereka.

Studi tentang bangsa Viking lakukan ritual penyiksaan mengerikan ini telah dipublikasikan di jurnal Speculum.

Baca juga: Gletser Lendbreen Mencair, Benda Kuno Peninggalan Viking Ditemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com