Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Ungkap Asap Pembakaran Kayu Berisiko Memicu Kanker

Kompas.com - 20/12/2021, 10:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Lebih lanjut, peneliti berkata berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kandungan PAH di Athena diperkirakan akan menyebabkan tambahan 5 kasus kanker per 100.000 orang.

“Mengingat (paparan karsinogen) dan penggunaan pembakaran (kayu) yang lama di seluruh Eropa, misalnya Prancis, Jerman, Irlandia, dan Inggris, tindakan maupun kebijakan Eropa untuk regulasi emisi pembakaran (kayu) diperlukan, karena dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat," tulis para peneliti.

Sementara itu, Nenes mengatakan zat PAH bukan satu-satunya karsinogen dalam asap kayu, sebab masih banyak senyawa lain yang merusak kesehatan yang dihasilkan.

Baca juga: Situasi Kanker Paru di Indonesia Saat Ini, Prevalensi Kematian Meningkat

“Asap kayu menyebabkan semua jenis penyakit mulai dari kanker hingga stres oksidatif, yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, obesitas, penuaan dini, diabetes, atau apa pun yang berkaitan dengan peradangan dalam tubuh. Jadi saya sangat khawatir tentang efek pembakaran kayu,” ungkapnya.

Peneliti dari Imperial College London yang tidak terlibat dalam studi, Gary Fuller mengatakan bahwa manusia cenderung berpikir pembakaran kayu tidak membahayakan, karena kayu adalah produk alami.

"Data Inggris tentang emisi benzo(a)pyrene, salah satu PAH utama, menunjukkan peningkatan (polusi sebanyak) 16 persen sejak tahun 2000, karena pembakaran kayu di rumah,” kata Fuller.

Sementara itu, penelitian terdahulu yang telah dilakukan Nenes dan timnya juga menemukan asap kayu yang dihasilkan pada malam hari akan teroksidasi menjadi senyawa yang lebih berbahaya dan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Sehingga, lebih berisiko membahayakan kesehatan.

Baca juga: 7 Bahaya Vape yang Tak Disadari, Salah Satunya Bisa Menyebabkan Kanker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com