Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Kanker Paru di Indonesia Saat Ini, Prevalensi Kematian Meningkat

Kompas.com - 10/12/2021, 18:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Berdasarkan catatan Global Burden of Cancer Study, prevalensi kasus kematian akibat penyakit kanker di Indonesia meningkat hingga 8,8 persen, termasuk mortalitas yang disebabkan oleh jenis kanker paru. Situasinya saat ini cukup mengkhawatirkan.

Medical Oncologist di Parkway Cancer Centre (PCC), Singapore, Dr Chin Tan Min mengatakan, angka kasus kematian karena kanker paru ini juga semakin parah oleh penyakit jenis baru yakni Covid-19.

Pada tahun 2020, terdapat 34.783 kasus kanker paru, dengan angka kematian akibat kanker ini yang meningkat hingga 18 persen dibandingkan tahun 2018.

Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) atau tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus).

Kanker paru menjadi penyebab sekitar 11 persen atau 2.206.771 kasus baru kanker dan kematian akibat kanker nomor satu di dunia dan di Indonesia.

Sama halnya dengan catatan Global Burden of Cancer Study, berdasarkan data Globocan 2020, kanker paru menjadi penyebab 8,8 persen atau 34.783 kasus baru di Indonesia.

Baca juga: Kanker Paru Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Ini 3 Rekomendasi IPKP untuk Penanganannya

 

Meskipun sudah banyak yang mengetahui apa itu kanker paru, namun hanya sedikit orang di Indonesia yang mengerti bahwa terdapat dua tipe kanker paru, yakni kanker paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru non-sel kecil (NSCLC).

Dari kejadian kanker paru tersebut, lebih dari 80 persen merupakan tipe kanker paru Sel Bukan Kecil (Non Small Cell Lung Canser atau NSCLC), dan sekitar 40 persen dari NSCLC terjadi mutasi reseptor pertumbuhan epidermal (EFGR).

Adapun, kesintasan 5-tahunan untuk NSCLC sebesar 25 persen dibandingkan dengan 7 persen untuk kanker paru sel kecil.

Sementara itu, Indonesia Cancer Care Community (ICCC) mencatat bahwa 10-15 persen kasus kanker paru merupakan tipe SCLC, yang diketahui lebih agresif serta dapat berkembang dan menyebar secara cepat ke bagian tubuh lainnya. 

Tipe kanker paru ini erat kaitannya dengan efek samping dari merokok. 

Sedangkan, situasi penyakit tersebut saat ini, sebagian besar kasus kanker paru di Indonesia merupakan tipe NSCLC, yang terbukti tidak seagresif SCLC serta cenderung berkembang dan menyebar secara lebih lambat.

Baca juga: Berisiko Sebabkan Kematian, Ketahui Beda Gejala Kanker Paru dan Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com