Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikel Indonesia Guncang Dunia, Ini Tanaman Penambang Nikel di Sorowako Sulsel

Kompas.com - 30/11/2021, 08:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Oleh karena itu, tanaman langka hiper-akumulator nikel ini dapat berpotensi besar dalam upaya menggantikan pengumpulan nikel dari pertambangan terbuka di lahan tanah menjadi pengumpulan nikel melalui perkebunan.

"Ya, memang itu tujuannya (tanaman hiper-akumulator nikel bisa dijadikan perkebunan nikel)," ujarnya.

Tindakan perkebunan tanaman hiper-akumulator nikel itu nantinya selain membersihkan tanah, tanaman kaya nikel ini juga dapat ditambang untuk menyediakan sumber alternatif logam, memungkinkan nikel dipanen tanpa merusak ekosistem.

Ahli ekofisiologi tumbuhan dari University of Queensland yang mempelajari hiper-akumulator nikel, Antony van der Ent, telah menghitung bahwa hiper-akumulator seperti Phyllantus balgoyii dapat menghasilkan sekitar 120 kg nikel per hektar setiap tahun. 

Itu berarti nilai pasar sekitar 1.754 dollar AS atau sekitar Rp 25 juta-Rp 26 juta per hektar. 

Tidak hanya itu, manfaat baiknya dari penambangan nikel melalui perkebunan tanaman hyper-akumulator nikel ini yaitu dianggap sebagai penghasil karbon netral. 

"Semua karbon yang dilepaskan dari pembakaran akan ditangkap lagi oleh tanaman yang baru tumbuh dalam beberapa bulan," jelas van der Ent kepada BBC.

Oleh sebab itu, phytomining ini memiliki keunggulan lingkungan yang cukup besar dibandingkan dengan bentuk penambangan tradisional.

Sebab, pertambangan tradisional dengan mengeruk batuan dari dalam tanah secara keseluruhan merupakan penghasil emisi karbon yang cukup besar. Pertambangan tradisional melepaskan setidaknya 10 persen dari emisi rumah kaca pada tahun 2007.  

Selain menawarkan cara yang lebih ramah lingkungan untuk menambang nikel, tanaman langka ini juga dapat membantu merehabilitasi lahan yang telah ditambang. 

Menurut Aiyen, hal ini perlu dilakukan mengingat sebagian perusahaan tambang di Indonesia mengabaikan persyaratan untuk menanami kembali situs yang tidak digunakan dengan vegetasi. 

Baca juga: Ahli Temukan Tanaman Penambang Nikel Sorowako, Bisa Perbaiki Tanah di Kawasan Tambang

Ketika perusahaan itu melakukannya, justru yang digunakan adalah tanaman biasa dan bukanlah tanaman yang mampu menyerap dan menyimpan nikel ini.

Pasalnya, tanaman hiper-akumulator nikel ini dapat menjadi proses penghijauan yang tepat untuk rehabilitasi, meningkatkan kesehatan tanah, dan mengembalikan nutrisi utama yang dibutuhkan oleh tanaman normal. 

"Akhirnya tanaman biasa dapat dibudidayakan di tanah ini setelah phytomining selesai," jelas van der Ent. 

Hal ini juga dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi perusahaan tambang karena residu nikel yang menumpuk di pucuk tanaman hiper-akumulator nikel ini juga bisa dipanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com