Penggabungan mungkin memainkan peran penting dalam membentuk massa bintang ini.
Ketika galaksi bertabrakan, kata Akiba, lubang hitam di pusatnya mungkin mulai berputar satu sama lain, bergerak lebih cepat dan lebih cepat sampai akhirnya saling menghantam.
Dalam prosesnya, mereka melepaskan gelombang besar "gelombang gravitasi", atau riak literal dalam struktur ruang dan waktu.
Melalui simulasi di komputer, mereka membangun model pusat galaksi tiruan yang berisi ratusan bintang, kemudian menendang lubang hitam pusat untuk mensimulasikan mundurnya gelombang gravitasi.
Baca juga: Survei 90 Galaksi, Astronom Cari Tempat Pembentukan Bintang
Madigan menjelaskan, gelombang gravitasi yang dihasilkan oleh tabrakan dahsyat semacam ini tidak akan mempengaruhi bintang-bintang di galaksi secara langsung.
Akan tetapi rekoilnya akan melemparkan lubang hitam supermasif yang tersisa kembali melalui ruang angkasa, dengan kecepatan yang bisa mencapai jutaan mil per jam, tidak buruk untuk sebuah benda dengan massa jutaan atau miliaran kali lebih besar dari matahari Bumi.
Lalu ketika lubang hitam tidak lolos, tim menemukan bahwa mereka mungkin menarik orbit bintang-bintang tepat di sekitar mereka, menyebabkan orbit itu meregang.
Hasilnya sangat mirip dengan bentuk gugus bintang yang dilihat para ilmuwan di pusat Galaksi Andromeda.
Baca juga: Mengagumkan, Peta Galaksi Bima Sakti Ini Ungkap Pergerakan Miliaran Bintang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.