Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 26/12/2022, 13:53 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Saat melihat ular masuk ke dalam rumah tentunya membuat panik bukan? Itu karena ular identik dengan bisa atau racun yang berbahaya.

Ya, beberapa jenis ular memiliki bisa atau racun yang berbahaya bagi manusia hingga dapat menyebabkan kematian.

Di kawasan pemukiman yang padat penduduk, tak jarang ditemukan jenis ular tertentu. Ini disebabkan oleh habitat ular yang semakin berkurang sehingga mereka memasuki wilayah pemukiman manusia.

Baca juga: Kenapa Gigitan Ular King Cobra Sangat Mematikan?

Dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DI Yogyakarta, berikut adalah jenis ular yang sering masuk ke pemukiman dan perlu diwaspadai:

1. Ular hijau buntut merah

Ular hijau buntut merah (Trimeresurus albolabris) atau viper hijau merupakan ular berbisa yang berbahaya.

Masyarakat kerap menyebut viper hijau sebagai ular bangkai laut, oray bungka, ula bangka laut, ula gadung luwuk, ulah sanggit, sawa tarihu, dan lain-lain.

Baca juga: Inilah King Cobra, Salah Satu Ular Paling Berbisa di Dunia

Ular viper hijau memiliki tubuh gemuk, pendek, dan tidak begitu lincah. Kepalanya tampak besar, seperti ada seekor kodok yang tertancap di atas lehernya yang mengecil.

Ular ini mempunyai lesung pipit yang besar dan menyolok di belakang lubang hidung di depan mata.

Sepasang taringnya bear dan panjang yang bisa dilipat, terdapat di bagian depan rahang atas, dan tertutup oleh selaput lendir mulut.

Ular nokturnal ini memiliki bisa yang bersifat hemotoksin yang dapat merusak sistem peredarah darah. Gigitan ular viper hijau dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat dan kerusakan jaringan kulit di sekitar luka.

Awalnya, jaringan akan membengkak dan sebagian bewarna merah gelap, petanda telah terjadi pendarahan di bawah kulit di sekitarr luka.

Baca juga: 6 Ular yang Paling Berbahaya di Dunia

Kemudian, muncullah rasa kaku dan nyeri yang meluas perlahan-lahan ke seluruh tubuh. Rasa nyeri terutama dirasakan di bagian persendian antara bagian yang terluka dengan yang jantung.

Jika gigitan ular viper hijau tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, akibatnya bisa fatal.

2. Ular pucuk

Ular pucuk (Ahaetulla prasina) adalah sejenis ular pohon bertubuh kecil dan ramping. Salah satu spesies ular pucuk yang sering dijumpai adalah ular gadung.

Panjang tubuh ular gadung dapat mencapai 2 meter. Kepalanya berbentuk runcing, seperti anak panah, dengan mata berukuran agak besar yang pupilnya horizontal.

Ular pucuk memiliki taring dan memiliki bisa yang rendah. Mereka biasanya memangsa cecak pohon, kadal pohon, dan katak pohon.

Ular ini bersifat diurnal atau aktif pada pagi dan siang hari. Meskipun termasuk satwa arboreal, ular pucuk juga sering ditemukan di tanah saat sedang berburu mangsanya.

Baca juga: 5 Fakta Ular Piton, Ular Bertubuh Besar yang Lambat

3. Ular tanah

Ular tanah (Calloselasma rhodostoma) adalah sejenis ular keluarga beludak yang berbisa dan sangat agresif.

Ular tanah dikenal dengan nama lokal antara lain bandotan bedor, oray lemah, ular gibug, ular edor, dan lain-lain.

Ukuran ular tanah tidak terlalu besar, cenderung gemuk, dan agak pendek. Panjang rata-ratanya 76 cm, namun ada pula yang mencapai 91 cm.

Ular tanah merupakan predator penyergap. Biasanya, ia tampak pasif, melingkar di atas tanah, menunggu mangsa lewat di dekatnya.

Biasanya, ular tanah menghuni hutan belukar, semak-semak, atau lahan pertanian yang lembap dan kurang terurus.

Baca juga: Kenalan dengan Ular Sanca Kembang, Ular Terpanjang di Dunia

Ular tanah perlu diwaspadai karena gigitannya sangat menyakitkan hingga menimbulkan pembengkakan dan kadang-kadang kematian jaringan.

Meski gigitan fatal ular tanah jarang terjadi, namun korbannya dapat mengalami kerusakan atau disfungsi anggota badan, bahkan hingga harus diamputasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com