Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Langka, Kupu-kupu Menyesap Cairan Ulat Terekam di Indonesia

Kompas.com - 19/09/2021, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tidak semua ulat tumbuh menjadi kupu-kupu yang indah. Beberapa berakhir menjadi minuman, maksudnya kupu-kupu jantan menghabiskan cairan tubuh ulat untuk menarik perhatian para betina.

Baru-baru ini, para ilmuwan melaporkan bukti pertama kupu-kupu menyedot cairan dari tubuh ulat, baik yang hidup atau pun mati di Sulawesi Utara, Indonesia.

Untuk pertama kalinya, tim peneliti mendokumentasikan kupu-kupu milkweed dewasa menggaruk tubuh ulat hingga menyebabkan luka dengan menggunakan cakar kecil yang ada di kakinya. Dari luka inilah, kupu-kupu bisa menjilat cairan yang keluar.

Kupu-kupu jantan mencari senyawa tertentu yang dihasilkan oleh tanaman milkweed (tanaman berbunga dalam keluarga Apocynaceae), untuk mengusir predator dan membantu kupu-kupu jantan menghasilkan feromon yang bisa menarik betina.

Baca juga: Kenapa Sayap Kupu-kupu Lebih Besar dari Badan? Ahli Temukan Jawabannya

Karena ulat mengunyah tanaman tersebut, sari tanaman milkweed ada di dalam tubuh ulat. Mereka kemudian menjadi sasaran empuk bagi kupu-kupu yang ingin meningkatkan daya tarik secara kimiawi terhadap betina.

"Larva ulat akan meliukkan tubuh mereka dengan cepat untuk mencegah kupu-kupu jantan melukainya. Meski usaha ini sia-sia," kata para peneliti yang mengamati peristiwa ini.

Mereka menggambarkan pengamatan mereka dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Ecology edisi 8 September 2021.

Kupu-kupu yang masuk famili Danainae dikenal sebagai kupu-kupu milkweed karena sebagian besar ulat dalam kelompok ini memakan tanaman milkweed, yang mengandung alkaloid beracun yang diserap oleh ulat kemudian diolah menjadi bahan kimia berguna yang melindungi mereka dari predator.

"Kegunaan lain alkaloid adalah sebagai feromon kawin, yang diberikan kupu-kupu jantan ke betina melalui sperma. Ini seperti hadiah pernikahan," tulis para ilmuwan.

Menurut Atlas Digital Idaho, sebagian besar spesies kupu-kupu milkweed ditemukan di Asia, tetapi empat spesies hidup di Amerika Utara, salah satunya adalah kupu-kupu raja yang berwarna-warni (Danaus plexippus).

Kupu-kupu jantan dalam keluarga ini dikenal memiliki perilaku unik, suka menggaruk daun dengan cakar kecilnya untuk memperoleh getah berisi alkaloid yang diminum melalui belalai panjang mereka.

 

Berikut gambar kupu-kupu meminum cairan tubuh ulat yang diabadikan tim peneliti. Gambar A: Kupu-kupu Parantica agleoides agleoides memakan bangkai ngengat arctiine di Singapura. Gambar B sampai F: Berbagai spesies danaine yang diamati di Cagar Alam Tangkoko Batuangus, Sulawesi Utara menggaruk dan menyerap ulat hidup dan mati dari Idea blanchardii blanchardii. Ulat di gambar C, D, dan F sudah mati. Tetapi ulat yang ada di gambar B dan E masih hidup.Akio Takatsuki, Göran Pettersson, Teh Yi-Kai, Jonathan Soong Wei, dan CheongWeei Gan via Live Science Berikut gambar kupu-kupu meminum cairan tubuh ulat yang diabadikan tim peneliti. Gambar A: Kupu-kupu Parantica agleoides agleoides memakan bangkai ngengat arctiine di Singapura. Gambar B sampai F: Berbagai spesies danaine yang diamati di Cagar Alam Tangkoko Batuangus, Sulawesi Utara menggaruk dan menyerap ulat hidup dan mati dari Idea blanchardii blanchardii. Ulat di gambar C, D, dan F sudah mati. Tetapi ulat yang ada di gambar B dan E masih hidup.

Terkadang para kupu-kupu jantan berkumpul dalam jumlah ratusan untuk menggaruk dan menyesap daun milkweed.

Namun pada 9 Desember 2019, penulis utama studi Yi-Kai Tea, kandidat doktor di Fakultas Ilmu Kehidupan dan Lingkungan Universitas Sydney, dan rekan penulis Jonathan Soong Wei, seorang naturalis di Singapura, melihat kupu-kupu milkweed di Tangkoko, Indonesia.

Cagar Alam Batuangus yang mencakar sumber yang mengandung getah berbeda, yakni dari ulat milkweed yang masih hidup.

Menurut laporan peneliti, banyak kupu-kupu dewasa tertangkap sedang menggaruk ulat-ulat milkweed di sepanjang hamparan vegetasi pantai yang membentang lebih dari 500 meter.

Setelah menggaruk, peneliti juga melihat kupu-kupu secara aktif meminum cairan dari ulat yang terluka selama berjam-jam.

"Saat kupu-kupu meminum cairan ulat, mereka sangat fokus sehingga kehadiran manusia pun tidak mereka hiraukan," kata para penulis dalam laporannya.

Untuk menggambarkan perilaku tersebut, para ilmuwan menciptakan istilah "kleptopharmacophagy," yang berarti "mengkonsumsi bahan kimia curian."

"Neologisme alternatif kairopharmacophagy (memakan bahan kimia pertahanan dari ulat yang terluka yang terdeteksi melalui 'menguping') atau 'necropharmacophagy' (memakan bahan kimia pertahanan dari ulat mati) mungkin juga sesuai," para peneliti melaporkan.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Kupu-kupu Jantan Sering Ditolak Sebelum Kawin

Selama tiga hari, para ilmuwan menghitung ada tujuh spesies kupu-kupu milkweed yang mengikis dan menghirup ulat, baik yang hidup ataupun mati. Namun tidak diketahui apakah ulat mati mabuk sampai mati atau mati karena luka-luka mereka.

Satu penjelasan yang mungkin mengapa kupu-kupu menganggap ulat begitu lezat adalah karena alkaloid milkweed menumpuk di tubuh ulat dari daun yang mereka makan, membuat "jus" internal mereka menjadi minuman yang lebih kuat dan kaya alkaloid — dan dengan demikian lebih menarik bagi jantan yang haus.

Masih banyak pertanyaan tentang perilaku yang tidak biasa (dan mengerikan) ini, seperti senyawa tanaman mana yang menarik kupu-kupu ke ulat dan apakah kupu-kupu di bagian lain dunia juga mempraktikkan minum bayi, kata Tea dalam sebuah pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com