Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Desak Penundaan Vaksin Booster Dosis Ketiga hingga 2022

Kompas.com - 09/09/2021, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara untuk menangguhkan suntikan penguat (booster) vaksin Covid-19 hingga akhir tahun.

Dalam pemaparannya di Jenewa pada Rabu (8/9/2021), hal ini harus dilakukan untuk memastikan negara-negara miskin memiliki lebih banyak akses pada vaksin.

Sejauh ini, seruan seperti itu tidak diindahkan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan “terkejut” karena produsen vaksin mengatakan memiliki cukup pasokan untuk memenuhi kebutuhan vaksin di negara-negara yang sangat membutuhkan dan negara yang meminta vaksin dosis ketiga.

"Saya tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengendalikan pasokan vaksin global beranggapan bahwa warga miskin dunia harus puas dengan sisa vaksin," kata Tedros, dilansir dari VOA News, Kamis (9/9/2021).

Baca juga: Pro Kontra Vaksin Booster Dosis Ketiga, Benarkah Diperlukan?

"Dosis ketiga mungkin diperlukan untuk populasi yang paling berisiko, di mana ada bukti berkurangnya kekebalan. Tetapi, untuk saat ini, kita tidak ingin melihat penggunaan booster secara luas untuk orang sehat," lanjut Tedros.

Tedros menekankan bahwa negara-negara miskin atau berpenghasilan rendah bukanlah prioritas kedua atau ketiga. Dia menegaskan, semua negara sama.

Tedros sebelumnya meminta negara-negara kaya untuk tidak memberikan booster hingga September.

Namun, negara kaya seperti Israel, Inggris, Denmark, Perancis, Jerman, Spanyol, dan AS telah memulai atau sedang mempertimbangkan rencana pemberian vaksin booster kepada kelompok rentan seperti lansia atau mereka yang menderita penyakit imun.

Dilansir dari Aljazeera, Kamis (9/9/2021), Tedros mengatakan, WHO mendapat dukungan dari para menteri kesehatan untuk berkomitmen membantu mencapai target semua negara sudah memvaksinasi setidaknya 40 persen populasi hingga akhir tahun.

“Sebulan yang lalu, saya menyerukan moratorium (penundaan) global pada dosis booster, setidaknya sampai akhir September untuk memprioritaskan vaksinasi orang yang paling berisiko di seluruh dunia yang belum menerima dosis pertama mereka,” kata Tedros.

“Ada sedikit perubahan dalam situasi global sejak saat itu.”

“Jadi hari ini, saya menyerukan perpanjangan moratorium hingga setidaknya akhir tahun untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen populasinya,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com