Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Vaksin Covid-19 Berbasis DNA Buatan India

Kompas.com - 07/09/2021, 16:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Nature

Pandemi percepat pengembangan vaksin

David Weiner, direktur Vaccine & Immunotherapy Center di Wistar Institute di Philadelphia, Pennsylvania mengatakan bahwa urgensi dalam memerangi Covid-19 telah mempercepat pengembangan vaksin yang menggunakan teknologi genetik, seperti vaksin messenger RNA (mRNA) dan vaksin DNA.

Seperti diketahui, vaksin mRNA telah terbukti lebih cepat menunjukkan respons imun yang kuat dalam uji klinis. Saat ini vaksin-vaksin Covid-19 berbasis mRNA ini telah dikirim ke ratusan juta orang di seluruh dunia.

Akan tetapi vaksin DNA memiliki sejumlah manfaat, karena mudah diproduksi dan produk jadi lebih stabil daripada vaksin mRNA, yang biasanya memerlukan penyimpanan pada suhu yang sangat rendah.

Vaksin India berbasis DNA, vaksin ZyCoV-D dikembangkan perusahaan farmasi India Zydus Cadila di Ahmedabad, telah mengantongi izin dari regulator obat India pada 20 Agustus 2021 lalu.

Vaksin Covid-19 berbasis DNA buatan India ini dipergunakan untuk orang berusia di atas 12 tahun. Efikasi vaksin ZyCoV-D memiliki kemanjuran hingga 67 persen yang berasal dari uji coba yang melibatkan lebih dari 28.000 peserta.

Dalam uji coba para peneliti vaksin DNA ini melihat 21 kasus gejala Covid-1 pada kelompok yang divaksinasi dan 60 orang yang mendapat plasebo.

Lantas, bagaimana cara kerja vaksin DNA ini?

Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun 66 Persen terhadap Varian Delta, Ini Penjelasannya

 

Vaksin ZyCoV-D mengandung untaian DNA melingkar yang dikenal sebagai plasmid, yang mengkode protein spike virus SARS-COV-2, bersama dengan urutan promotor untuk mengaktifkan gen.

Setelah plasmid tersebut memasuki inti sel, mereka diubah menjadi mRNA, yang akan berjalan ke tubuh utama sel, sitoplasma, dan selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam protein spike itu sendiri.

Sistem kekebalan tubuh kemudian akan memasang respons terhadap protein, dan menghasilkan sel-sel kekebalan yang disesuaikan agar dapat membersihkan infeksi di masa depan. Biasanya, plasmid terdegradasi dalam beberapa minggu hingga bulan, tetapi kekebalan tetap ada.

Weiner mengatakan baik vaksin DNA maupun vaksin mRNA telah dikembangkan sejak tahun 1990-an.

Hanya saja, menurut Jameel, tantangan untuk vaksin DNA adalah bahwa mereka harus membuatnya sampai ke inti sel, dan tidak seperti vaksin mRNA yang hanya perlu sampai ke sitoplasma.

Jadi, untuk waktu yang lama, vaksin DNA berjuang untuk menginduksi respons imun yang kuat dalam uji klinis. Itulah sebabnya vaksin Covid-19 tersebut telah disetujui untuk digunakan sebagai vaksin yang hanya pada hewan, seperti kuda, sampai sekarang.

Baca juga: 5 Vaksin Covid-19 dengan Efikasi Tertinggi di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com