Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Timbulkan Trauma, Begini Cara Bantu Korban Pelecehan Seksual

Kompas.com - 05/09/2021, 17:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini, beragam kasus pelecehan seksual atau perundungan mulai viral diperbincangan di media sosial, dan korban perundungan ini perlu perhatian dan bantuan dari orang-orang terdekatnya.

Salah satu kasus yang ramai dibicarakan pekan ini adalah dugaaan pelecehan seksual dan perundungan terhadap seorang pegawai pria di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Selain itu juga kabar pelecehan seksual yang dialami oleh seorang remaja berusia 14 tahun di Bengkalis, di mana dirinya dicabuli oleh ayah dan kakeknya sendiri.

Psikolog Sosial asal Solo, Hening Widyastuti mengatakan, korban dari peristiwa pelecehan seksual memang memerlukan penanganan yang khusus, karena jelas sekali peristiwa yang dialaminya akan menimbulkan trauma.

Baca juga: Dugaan Pelecehan Seksual di KPI, Ketahui 2 Faktor Terjadinya Perundungan

"Kejadian perundungan dan tidak teratasi segera akan membuat traumatik kepada korbannya," kata Hening kepada Kompas.com, Jumat (3/9/2021).

Oleh karena itu, Hening menegaskan, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh orang terdekat untuk membantu korban mencegah dan mengobati traumatik yang dialaminya.

"Satu hal terpenting, dukungan keluarga adalah kekuatan psikologis luar biasa untuk korban perundungan untuk bangkit kembali memulai hidup baru dengan pribadi yang baru, lebih berani untuk menolak bentuk apapun berkaitan dengan perundungan," tegasnya.

Berikut 3 cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu korban pelecehan seksual:

1. Berikan support dan dengarkan ceritanya

Korban pelecehan seksual atau perundungan yang mengalami traumatik, cenderung akan mengalami perubahan sikap atau karakter.

Bisa jadi dari yang awalnya periang menjadi pendiam, suka menyendiri, menepi ataupun stres hingga depresi.

Sehingga, pada tahap awal gejala traumatik inilah keluarga dan orang terdekat harus benar-benar memberikan support atau dukungan sebaik mungkin.

"Disinilah perna keluarga terdekat untuk perlahan mendekati (korban)," ujarnya.

Namun, perlu diingat untuk tidak memaksa mereka bercerita sampai mendapatkan kepercayaan si korban perundungan untuk bercerita mengenai masalah yang ia alami dan rasakan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com